Berbagai alasan sebelumnya telah disampaikan Depe, dari menunggu ibunya datang dari Jember hingga keberatannya pada perlakuan kejari yang dianggapnya tak adil. Kini, ketika akhirnya Depe bersedia dieksekusi, muncullah cerita lain.
Depe mengaku kaget karena ada petugas kejaksaan yang tiba-tiba datang ke rumahnya. Bahkan, saat itu ia hanya mengenakan daster tanpa bra.
"Aku lupa dalam keadaan nggak pakai bra, pas disamperin tiba-tiba ada orang yang bilang, ayo ikut, Mbak. Saya seolah dipaksa masuk penjara," katanya.
"Sudah gitu tadi Papa saya dibentak-bentak sama orang. Saya tidak suka orang yang bikin bising orangtua saya. Saya tidak boleh berangkat sama keluarga karena saya pakai daster," tutur Depe.
Depe pun mengaku sebelumnya tidak ada pemberitahuan terlebih dahulu. Meski begitu, setelah itu ia langsung bersiap untuk berangkat ke Kejaksaan Negeri Jakarta Timur walaupun memerlukan waktu 5 jam. Duh, Depe ada-ada saja!
(nu2/mmu)