"Dulu itu paling tinggi Rp 20 ribu. Biasanya Rp 5 ribuan di kampung namanya juga. Aku seneng aja, soalnya itu tuh tandanya orang menghargai apa yang aku lakukan," ungkapnya ditemui di gedung Trans TV, Jakarta Selatan, Kamis (12/12/2013).
Pengalaman tak enak pun banyak dirasakan Jenita kala itu. Dari mulai disawer secara tak sopan hingga mengalami pelecehan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pas dulu nggak ada yang manggil Janet, aku yang nyari job sendiri, pinjem baju. Nggak apa-apa lah nggak dibayar. Nyari saweran aja," ucapnya masih mengenang masa lalu.
(kmb/mmu)











































