Wajar saja, ayahnya Aidinal Alrasyid merupakan presiden federasi pencak silat se-Inggris dan juga grand master dari perguruan pencak silatnya Bugis, Makassar, Gerak Ilham. Praktis ia pun telah mempelajarinya sejak dini.
"Aku mempelajari pencak silat sejak kecil. Tapi mulai serius pas umur 16 tahun dan aku berlatih setiap hari," ujarnya ketika berbincang di kantor Detikhot di Warung Buncit, Jakarta Selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hannah pun mengaku banyak mendapatkan medali dari keikutsertaannya dalam berbagai turnamen itu. "Di kejuaraan Eropa 2003 aku dapat medali emas, 2005 dapat perak. Di kejuaraan lainnya juga seperti itu. Pastinya pernah menang dan kalah jugalah," kisahnya.
Sebagai jago silat, penampilan Hannah memang terbilang tomboi. Bibit itu sudah terlihat sejak kecil dari kesukaannya berkelahi dengan anak laki-laki. "Dari kecil aku suka berantam hahaha. Aku anak kedua dari tiga bersaudara. Kakak dan adik aku laki-laki dan teman-teman mereka juga, makanya begitu," ungkapnya.
Walau pencak silat tergolong olahraga keras, bintang 'Awas Ada Sule' itu tidak khawatir. Ia bahkan mengaku pernah tak memakai rok selama lima tahun lantaran malu sekujur tubuhnya sering mengalami luka memar akibat latihan atau pun bertanding.
"Aku pernah lama nggak pakai rok, pakai celana jeans terus karena malu. Kaki dan badan aku biru-biru, luka. Tapi aku nggak masalah karena itu yang membuat aku tahan dan kuat dibanting," ungkapnya.

Pencak silat pun dirasakan Hannah sangat bermanfaat untuk proteksi diri. Apalagi ketika tinggal di London, ia mengaku berada di daerah yang tergolong tidak aman, bahkan terkenal banyak pembunuhan dan transaksi narkoba.
Berkat kepiawaiannya dalam pencak silat itu, Hannah pun mengaku tak takut keluar malam saat masih indekos di daerah Kuningan, setelah pindah ke Jakarta. Padahal menurut rekan-rekannya daerah tersebut terkenal banyak preman.
"Dulu pas masih di London tempat tinggal aku itu wilayahnya nggak aman. Jadi pas tinggal di Indonesia dan lihat preman-preman di sini nggak takutlah. Dulu aku ngekos di daerah Kuningan, katanya daerah itu banyak penjahat. Tapi aku nggak takut meskipun pulang jalan kaki jam tiga pagi," kenangnya.

Meskipun begitu mantan VJ MTV itu menegaskan, keahliannya bela diri bukan untuk pamer dan berantem. Namun, ia mempelajarinya untuk diambil manfaatnya bagi olah kedisiplinan, kesehatan dan spiritual.
"Aku nggak belajar silat untuk bisa mukul atau tendang orang, berantem atau apa. Aku belajar kedisplinannya, kesehatannya dan spiritualnya. Nggak pernah mau dipakai. Masalah kalau bisa tangani dengan omongan. Cuma kalau ada yang nantang, aku siap," tandasnya. Ciaaat!
(bar/mmu)