"Nggak ada sama sekali niat pembunuhan. Kita justru curiga Tengku Mahkota (Tengku Faris) berlaku demikian, membuat settingan seperti itu untuk memojokkan adiknya," kata teman dekat Tengku Fakhry, Ikhsan Absal kepada detikhot, Kamis (6/5/2010).
Ikhsan terakhir berkomunikasi dengan Fakhry, Rabu (5/5/2010) kemarin. Dalam komunikasi via telepon itu, Fakhry menceritakan kisah 'penangkapan' dirinya dan kisruh di Kelantan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suhu politik di Kelantan memang sedang panas menyusul sakitnya Sultan Kelantan Tuanku Ismail Petra. Selama Sultan sakit, pemerintahan Kelantan dipegang Tengku Faris untuk sementara. Hingga kini, Sultan belum menunjuk salah satu putra untuk menjadi penggantinya.
Tuanku Ismail Petra yang menikah dengan Tengku Anis Tengku Abdul Hamid dikarunia empat anak. Mereka secara berurutan yakni Tuanku Ismail Petra yang mendapat gelar Tengku Mahkota. Lalu, Tengku Faiz Petra yang digelari Tengku Bendahara. Kemudian, Tengku Fakhry yang mendapat gelar Tengku Temanggong. Dan si bungsu Tengku Amalin Aishah Putri.
Sebelum insiden 'penangkapan', Fakhry dan Faris sudah pernah ribut-ribut. Ribut bermula ketika Tengku Faris Petra yang menjabat Pemangku Sultan Kelantan mendepak suami Manohara itu dari Dewan Pemerintahan Kelantan. Fakhry yang tidak terima akhirnya membawa kasus ini ke pengadilan.
(iy/hkm)