Henry Manampiring dikenal sukses sebagai penulis non-fiksi bergenre pengembangan diri. Salah satu buku yang ditulisnya adalah Filosofi Teras dan kini dicetak lebih dari 54 kali di toko buku. Bahkan karya-karyanya berada dalam hati pembacanya.
Bagi penulis-penulis muda yang masih kebingungan bagaimana cara menulis maupun cara menjadi penulis sukses, Henry Manampiring punya sebuah pesan. Kepada detikcom, ia menuturkan ada banyak penulis dengan buku-buku yang lebih bagus namun tak banyak yang sukses di pasaran.
"Pesan saya adalah jangan menulis buku yang sempurna. Aneh kan, bahkan saya bisa tambahkan (pesannya), jangan mencoba menulis buku yang bagus," katanya ketika menyambangi kantor detikcom pada Kamis (14/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia pun menjelaskan pesannya tersebut, "Kenapa saya bilang begitu, karena kalau orang terbebani, ini penulisan adalah saya ingin menulis yang bagus, malah jadi terbebani sendiri."
"Musuh terbesar adalah saya harus menulis bagus, ini bukan nasihat dari saya, tapi dari Dee Lestari. Dia bilang, lebih baik buat tulisan yang selesai. Bagus itu urusan belakangan, kan bisa diperbaiki," terang Henry lagi.
Menurutnya pula, tulisan yang tak pernah selesai itu hanya mutar saja di kepala namun tetap tak kunjung selesai.
"Ngapain, kan nggak ada nilainya, tulisan yang tidak bagus tapi selesai itu lebih bagus ketimbang tulisan yang tak pernah eksis," pungkasnya.
Seperti diketahui, Henry Manampiring juga dikenal sebagai praktisi marketing dan branding dengan pengalaman lebih dari 20 tahun. Setelah aktif menjadi blogger dan selebtwit, kini fokus menjadi seorang penulis.
Beberapa karya terkenalnya adalah mega bestseller The Alpha Girl's Guide dan Filosofi teras. Buku The Compass: Filosofi Arete untuk Bahagia Sejati yang diterbitkan oleh Gagasmedia menjadi karya yang ketujuh.
(tia/dar)