Henry Manampiring Ungkap Sulitnya Menulis Fiksi, Ibarat Menaklukkan Puncak Gunung

Henry Manampiring Ungkap Sulitnya Menulis Fiksi, Ibarat Menaklukkan Puncak Gunung

Tia Agnes Astuti - detikHot
Jumat, 22 Des 2023 08:40 WIB
Penulis Henry Manampiring saat menyambangi kantor detikcom pada Kamis (14/12/2023).
Henry Manampiring saat menyambangi kantor detikcom pada Kamis (14/12/2023). Foto: Tripa Ramadhan/ detikcom
Jakarta -

Henry Manampiring sukses dikenal sebagai penulis non-fiksi dan pengembangan diri lewat Filosofi Teras hingga The Compass yang baru saja diterbitkan. Tapi ada satu tantangan ketika menulis yang diibaratkannya seperti menaklukkan puncak tertinggi, apakah itu?

"Ada ungkapan, sehabis menaklukkan satu puncak mau menaklukkan puncak lebih tinggi, saya sudah mendaki beberapa gunung non-fiksilah, gunung yang kelihatan lebih hijau itu fiksi, karena menulis fiksi itu lebih susah dari non-fiksi," ungkap Henry Manampiring ketika diwawancarai di kantor detikcom, kawasan Jalan Tendean, Jakarta Selatan, pada Kamis (14/12/2023).

Menurut keterangan Henry, menulis fiksi itu stresnya berlipat ganda ketimbang hal lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Berdarah-darah secara mental ya, itu satu. Yang kedua, saya sejak kecil suka sekali menulis fiksi. Sejak kecil sudah melahap buku-buku Agatha Christie, bahkan sampai saya mahasiswa. Saya ini pencinta buku-buku thriller dan spionase," jelasnya.

"Selalu tergelitiklah, pengin menulis kayak mereka. Kedua, saya ini penikmat film dan action. Thriller suka banget," sambungnya lagi.

ADVERTISEMENT

Ketika menulis fiksi, Henry mengibaratkannya seperti membuatkan filmnya sendiri. Di dunia nyata, ia bukanlah seorang sutradara maupun produser, namun ketika membayangkan mampu membuat film tersendiri, ada hal yang berbeda.

"Ada kenikmatan tersendiri sih, yang berandai-andai seperti itu," katanya.

Pria yang juga dikenal sebagai praktisi marketing dan branding dengan pengalaman lebih dari 20 tahun itu, kini fokus menjadi seorang penulis. Beberapa karya terkenalnya adalah mega bestseller The Alpha Girl's Guide dan Filosofi teras.

Buku The Compass: Filosofi Arete untuk Bahagia Sejati menjadi karyanya yang ketujuh.




(tia/mau)

Hide Ads