Novelis sekaligus aktivis Arundhati Roy didakwa karena pidato yang pernah dibawakannya 13 tahun yang lalu. Pemenang Booker Prize itu segera menghadapi tuntutan di meja hijau karena pidatonya itu diduga memuat hasutan atas perebutan wilayah Kashmir.
Sejak 70 tahun yang lalu, India dan Pakistan yang tidak pernah hidup rukun saling berebut wilayah Kashmir. Wilayah yang berada di kawasan Himalaya diklaim oleh dua negara tersebut dan belum adanya kesepakatan hingga disebut sebagai wilayah sengketa.
Media india melaporkan VK Saxena seorang letnan di Delhi ada cukup bukti untuk menuntut Arundhati Roy dan Sheikh Showkat Hussain, seorang profesor hukum Kashmir. Pada 2010, keduanya pernah berbicara di atas podium tentang wilayah sengketa tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bersama dua orang lainnya, mereka dituduh telah menghasut masyarakat. Arundhati Roy yang sangat vokal terhadap kebijakan negaranya itu telah mengkritik Perdana Menteri India Narandra Modi dan beberapa ahli, bahkan kasus ini menurutnya adalah upaya untuk membungkam.
Menurut New York Times, Sheikh Showkat Hussain tidak tahu mengenai tuduhan tersebut. Sementara Arundhati Roy bakal berbicara dengan tim kuasa hukumnya sebelum membahas kasus tersebut.
Dalam pidatonya pada 2010, Arundhati Roy berbicara tentang sebuah kejadian ketika dirinya ditekan oleh reporter televisi untuk menjawab pertanyaan, "Apakah Kashmir merupakan bagian dari India?".
Berdasarakan hasil rekaman video, Arundhati Roy mengatakan, "Kashmir tidak pernah menjadi bagian integral dari India. Betapapun agresif dan seringnya Anda menanyakan hal itu kepada saya, bahkan pemerintah India pun telah menerima bahwa wilayah tersebut bukanlah bagian integral dari India."
Setelah komentar tersebut, rumahnya di New Delhi dipenuhi oleh pengunjuk rasa. Ketegangan di sekitar wilayah sengketa Kashmir sangat tinggi pada saat itu, menyusul kematian seorang remaja laki-laki yang terkena tabung gas air mata oleh pasukan India. Kematian itu memicu kemarahan publik di Kashmir dan aksi protes selama setahun yang menyebabkan 120 demonstran tewas.
Arundhati Roy dikenal sebagai warga negara India pertama yang memenangkan Booker Prize di tahun 1997 untuk novelnya The God of Small Things.
Roy dilahirkan di Shillong, Meghalaya. Ibunya berasal dari Kerala dan beragama Kristen Ortodoks Suriah, ayahnya dari Bengal dan beragama Hindu.
(tia/pus)