Kabar bahagia bagi penggemar karya-karya Ratih Kumala, novel Gadis Kretek segera menyapa para pembaca di tiga negara Asia. Buku tentang Jeng Yah dan seluk-beluk pendirian bisnis kretek rumahan di masanya itu rilis di negara Filipina, Thailand, dan Malaysia.
Di Thailand, novel Gadis Kretek diterjemahkan ke dalam bahasa Tagalog. Untuk negara Filipina, karyanya tetap dalam bahasa Inggris dan Malaysia ke dalam bahasa Melayu. Saat peluncuran novel Gadis Kretek ke dalam tiga bahasa di booth Gramedia, Ratih Kumala merasa terhormat karyanya diterjemahkan dan terbit di 3 negara Asia lainnya.
"Bahasa Indonesia bukanlah bahasa internasional dan bahasa yang kuat. Ketika buku ini terbit di 2012 atau 11 tahun yang lalu, saya tidak pernah menyangka bisa sampai sejauh ini. Ketika buku ini diterbitkan di bahasa dan negara yang lalu, saya berharap bisa membuka peluang bagi buku lainnya karena saya tahu ada banyak penulis Indonesia lainnya," ungkap Ratih Kumala.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Semua Mata Tertuju pada Gadis Kretek |
Sejak hak cipta bagi penerbitan novel Gadis Kretek dibeli tiga penerbit tersebut, perjalanan sampai diterjemahkan dan diterbitkan ke tiga negara tersebut diakui Ratih terbilang panjang.
"Semoga ini menjadi pintu pembuka, karena sudah lama sekali diterbitkan dari 2012 dan nggak menyangka sejauh ini jalannya," sambungnya.
Andrea Pasion-Flores dari Milflores Publishing asal Filipina menceritakan ada banyak alasan yang membuat pihaknya membeli hak cipta novel Gadis Kretek. "Ketika saya melihat dan membaca Gadis Kretek, ini adalah cerita Indonesia yang real. Cerita ini universal dan juga tentang kolonialisme di Indonesia. Latarnya dan alur cerita yang kuat menjadikan Gadis Kretek sebagai kisah yang unik," ungkap Andrea.
Hal yang sama juga dilontarkan Sartika Dian Nur Aini dari Elite Creative Co sebagai perwakilan Praphansarn Publishing dari Thailand.
"Kita sama-sama menjual rights itu tidak gampang. Kita saling support, gimana buku ini bisa terjual bukan hanya dibaca dalam bahasa Indonesia tapi juga bahasa-bahasa asing lainnya," ungkap Sartika.
Cerita tentang Gadis Kretek, lanjut dia, sudah melampaui medium buku. Ketika karya Ratih Kumala itu segera tayang di Netflix, pihaknya menambah yakin akan kualitas buku tersebut.
"Kita tak bisa meragukan lagi dengan cerita Gadis Kretek," katanya.
Kiridaren Jayakumar dari The Biblio Press, Malaysia mengatakan saat ini novel Gadis Kretek sedang diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu. "Rencananya akan terbit akhir tahun ini," tukasnya.
Berlatar sejarah sosial politik di Indonesia, nilai-nilai yang ditampilkan bersifat universal sehingga bisa dinikmati oleh pembaca di seluruh dunia. Terbukti dengan telah terbitnya novel ini dalam bahasa Jerman, Inggris, Arab, dan tahun ini serentak di tiga negara Asia: Filipina, Thailand dan Malaysia.
(tia/wes)