Di Balik Sampul Warna 'Merah Membara' Novel Namaku Alam

Tia Agnes Astuti - detikHot
Senin, 07 Agu 2023 15:04 WIB
Foto: Courtesy of KPG
Jakarta -

Novel Namaku Alam segera menyapa pembaca Indonesia pada 20 September 2023. Spin-off dari semesta novel Pulang yang terbit 11 tahun yang lalu ditunggu-tunggu oleh para penggemar karya-karya Leila S Chudori.

Leila S Chudori menceritakan ada banyak pertimbangan memilih sampul berwarna merah membara dari novel Namaku Alam. Desain yang diciptakan oleh ilustrator Toni Masdiano dan desainer Aditya Putra mampu mewujudkan bayang-bayang imajinasi yang mengejar Segara Alam tentang kematian ayahnya yakni burung nasar.

Saat temu media dan jumpa pers virtual, Leila S Chudori menuturkan mengatakan simbol burung-burung nasar selalu menyelimuti kematian.

"Burung-burung ini ada di otak saya, kadang sampai kebawa ke mimpi. Bayang-bayang Segara Alam akan kematian ayahnya," katanya.

Bahkan Leila secara khusus menyatakan kepada tim desainer dan ilustrator, agar tetap memakai burung nasar di bagian sampul. "Saya bilang, kalau nggak pakai burung-burung nasar gawat nih. Bisa menghantui saya terus, bisa buat saya mimpi buruk," tegasnya.

Alhasil, burung-burung nasar yang beterbaran ada di sampul novel Namaku Alam. Di bagian belakang, ada seseorang yang tengah berdiri dan itu adalah Segara Alam.

Sedangkan mengenai warna merah, Leila mengaku warna-warna di dalam novel Namaku Alam menceritakan mengenai suasana hati dari karakter utama.

"Kalau di novel-novel saya sebelumnya kan suasana hati dari makanan, sekarang dari warna dan lagu yang didengarkan Segara Alam," ungkap Leila.

Namaku Alam adalah kisah anak eks tapol yang masih saja dilimpahi 'kutukan Orde Baru'; sebuah kisah 'coming of age'. Segara Alam, seorang anak lelaki pemberang yang mencoba mencari identitasnya, apakah dia hadir di dunia dengan beban sejarah di pundaknya, atau bisa hidup dengan tenang, tanpa atribut ayahnya yang tak sempat dikenalnya.

Namaku Alam adalah kisah pencarian identitas seorang remaja; bagaimana dia mengatasi dendam beberapa dekade karena keluarganya didiskriminasi sepanjang sejarah Indonesia.

Pada usianya yang ke-33 tahun, Segara Alam menjenguk kembali masa kecilnya hingga dewasa. Semua peristiwa tertanam dengan kuat. Karena memiliki photographic memory, Alam ingat pertama kali dia ditodong senapan oleh seorang lelaki dewasa ketika dia masih berusia tiga tahun; pertama kali sepupunya mencercanya sebagai anak 'pengkhianat negara'; pertama kali Alam berkelahi dengan seorang anak pengusaha besar yang menguasai sekolah dan pertama kali dia jatuh cinta.



Simak Video "Video Kebiasaan Yuni Shara Agar Tetap Sehat dan Bugar di Usia 53 Tahun"

(tia/dar)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork