Eiichiro Oda menjadi komikus Jepang yang sukses menerbitkan manga sampai berusia lebih dari dua dekade. Kepopuleran manga One Piece pun membawa namanya makin tenar sampai sekarang.
Tapi sayangnya di awal kehadiran One Piece, Oda mengaku anak perempuannya sempat tak menyukai karya yang dibuatnya. Bahkan anak Oda justru lebih menggilai manga shojo dan anime berjudul Pretty Cure.
Dalam sebuah wawancara Eiichiro Oda menceritakan mengenai pengalaman tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebenarnya anak perempuan saya tidak begitu tertarik dengan One Piece dan terobsesi dengan anime Pretty Sure. Jadi, saya benar-benar iri dengan Pretty Cure," katanya seperti dilansir dari berbagai sumber, Rabu (2/8/2023).
Gara-gara Pretty Cure pula, Eiichiro Oda pun akhirnya membuat karakter perempuan dalam manganya secara berbeda. Bahkan anaknya pun mengaku menjadi menyukai Nami dalam manga One Piece.
"Ketika dia tumbuh lebih besar lagi, dia mengaku sangat menyukai Hancock sehingga dia selalu membawa-bawa figur Hancock," ucap Oda lagi.
Eiichiro Oda diketahui memulai kariernya sebagai komikus pada 1992 saat usianya masih 17 tahun. Awalnya, dia menjadi seorang asisten bagi tiga seniman yang berada di bawah naungan Shonen Jump.
Komik pertamanya Wanted menjadi pemenang di Tezuka Award menempati posisi kedua. Dia pertama kali bekerja sebagai asisten dengan Masaya Tokuhiro pada 1992 dalam manga berjudul Jungle King Ta-Chan.
Dia juga sempat menjadi asisten Nobuhiro Watsuki di manga Rurouni Kenshin pada 1996 dan bertemu dengan Hiroyuki Takei.
Pada 1993 dan 1994, karya lain tercipta dari Oda seperti God's Gift for the Future (1993), Ikki Yako (1994), Monster (1994) dan mulai menciptakan One Piece. Lambat laun, One Piece menjadi terpopuler dan mendunia sampai sekarang.
(tia/dar)