Sinta Tantra Masuk Buku Crossing the Wall, Seniman Perempuan Mendunia

Sinta Tantra Masuk Buku Crossing the Wall, Seniman Perempuan Mendunia

Tia Agnes Astuti - detikHot
Selasa, 01 Agu 2023 20:04 WIB
Seniman Sinta Tantra di Pameran Tunggal Jakarta
Seniman Sinta Tantra yang kini tinggal di Inggris. Foto: Courtesy of ISA Art & Design
Jakarta -

Nama Sinta Tantra menjadi salah satu dari 20 seniman mural yang masuk seleksi dalam buku Crossing the Wall. Buku yang merekam jejak para muralis Tanah Air itu diresmikan di Museum MACAN, kemarin.

Kurator sekaligus penulis buku Crossing the Wall Hilmi Faiq mengatakan nama Sinta Tantra berada dalam jalur penyeleksian selain Marishka Sukarna.

"Memilih nama seniman mural perempuan memang sangat sulit karena tak banyak yang mau membicarakan soal dirinya sendiri termasuk karya-karyanya. Kurasi yang kami lakukan sangat padat dan penting," katanya di Museum MACAN.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hilmi Faiq mengatakan ciri khas karya-karya Sinta Tantra ada pada garis-garis, bentuk bulat, dan sederhana. Tapi di balik itu semua, seniman Bali yang kini tinggal di Inggris itu mencoba mengharmonisasikan antara budaya Timur dan Barat.

"Ada perspektif feminisme dan kini mencoba post-feminism yang menghadirkan nilai-nilai ke-Bali-annya. Oh karyanya yang ini masuk ke feminisme tapi nggak cengeng," kata pria yang juga kurator dari Bentara Budaya Jakarta.

ADVERTISEMENT

Perempuan kelahiran 11 November di New York ini diketahui berasal dari Bali. Dia telah menghabiskan masa kecilnya di Indonesia, AS, dan juga Inggris.

Ia lulus dari London Slade School of Fine Art tahun 2003 dan menyelesaikan studi pascasarjananya di Royal Academy of Arts pada 2006. Pada tahun itu pula, ia dianugerahi Deutsche Bank Award in Fine Art.

Dipengaruhi keragaman kuat yang tertanam dalam budaya Bali, Sinta Tantra mengawali kariernya dengan menggabungkan potongan-potongan desain vinyl dan cat. Pantulan, simetri, dan motif eksotis lazim ditemukan di karya-karya seni publik pertamanya seperti Isokon Dreams di Borough of Camden, London (2007), dan Party Surprise di Canterbury Christchurch University, Britania Raya (2006).

Crossing The Wall: The Stories of 20 Indonesian Muralists menceritakan perjalanan panjang 20 seniman dan komunitas mural dalam berkesenian serta berproses hingga menemukan karakter yang mampu mewakili identitas sang seniman.

Mereka adalah (berdasarkan abjad): Anagard, Apotik Komik, Andy Rharharha, Bayu Widodo, Bujangan Urban, Darbotz, Eko Nugroho, Emus Larmawata, Farid Stevy, Farhan Siki, Geger Boyo, Komunitas Pojok, Media Legal, Marishka Sukarna, Popok Tri Wahyudi, Sinta Tantra, Stereoflow, The Popo, Taring Padi, dan Wild Drawing.




(tia/dar)

Hide Ads