Eric Weiner, Si Petualang Filsuf yang Jelajahi Negara-negara Tak Bahagia

ADVERTISEMENT

Eric Weiner, Si Petualang Filsuf yang Jelajahi Negara-negara Tak Bahagia

Tia Agnes Astuti - detikHot
Senin, 24 Okt 2022 12:33 WIB
Eric Weiner
Eric Weiner saat ditemui di acara menuju Titik Terang penerbit Mizan di M Bloc Space, kawasan Blok M, Jakarta Selatan. Foto: Courtesy of Mizan
Jakarta -

Nama Eric Weiner dikenal sebagai penulis best seller asal Amerika Serikat yang buku-bukunya telah mendunia. Eric Weiner bukan sekadar seorang penulis namun juga traveler filsuf yang menulis kisah di balik perjalanannya bertualang ke negara-negara tak bahagia.

Secara spesial, Eric Weiner mengunjungi 3 kota besar di Indonesia untuk berjumpa dengan pembacanya. Dimulai di Jakarta dengan perayaan menjelang 40 tahun penerbit Mizan, nantinya dia bakal menggelar acara di Bandung hingga Ubud, Bali.

Ditemui di M Bloc Space, kawasan Blok M akhir pekan lalu, Eric Weiner menceritakan mengenai pengalaman asal muasalnya mulai menjelajah.

"Saya mulai travelling 3 atau 4 kilometer jauhnya dari rumah ketika masih kecil, saya jalan-jalan untuk alasan yang saya juga tidak diketahui di waktu bersamaan. Saya lari dari rasa tidak nyaman, ketidakbahagiaan yang dirasakan, atau seperti kata pepatah 'satu destinasi tidak pernah cukup'," ungkapnya.

Traveling, lanjut dia, adalah salah satu caranya untuk melihat dunia dan merasa bahagia.

"Setiap perjalanan yang saya lakukan selalu mencoba untuk pikiran terbaru, tidak berpura-pura mengunggah atau menikmati suatu negara. Saya belajar dari setiap tempat," sambung Eric Weiner.

Dari negara asalnya di Amerika Serikat, Eric menyebutkan mungkin hanya ada 30 persen warganya yang punya paspor dan berniat jalan-jalan. Ada berbagai alasan untuk hal tersebut namun menurut penuturan penulis Man Seeks God itu banyak yang merasa tidak harus pergi ke mana-mana karena di AS segala hal serba ada.

"Berbeda dengan saya, ide saya membuat buku adalah dimulai dari negara-negara yang tidak bahagia. Dimulai dari AS, saya belajar tentang makna kebahagiaan, saya ke India, Asia Tenggara, dan negara-negara lainnya. Dimulai dari 1 tas, sekarang menjadi 3,5 tas," katanya sembari tertawa.

Tapi perjalanan yang dilakukannya termasuk ke Butan dan Thailand, sampai bertualang di Indonesia terbilang panjang.

"Traveling adalah cara untuk menyederhanakan hidupmu. Berkemaslah dan cobalah keliling dunia," tukasnya.

Eric Weiner dikenal melalui buku berjudul The Geography of Bliss (2008), The Geography of Faith (2011), The Geography of Genius (2016), dan The Socrates Express (2020). Buku-bukunya telah diterjemahkan ke lebih dari 20 bahasa dan menjadi buku terlaris di berbagai negara termasuk Indonesia.

Di Indonesia, buku pertamanya yang terbit 2008 terjual lebih dari 50.000 eksemplar. Karya keduanya laku lebih dari 8.000 eksemplar, berlanjut dengan karya ketiga dengan angka penjualan lebih dari 10.000 eksemplar, dan terakhir 5.000 eksemplar.

Di Amerika Serikat, buku-buku Eric Weiner telah menjadi bacaan wajib di beberapa sekolah dan universitas. Buku-bukunya dianggap memiliki muatan pengetahuan yang luas dan konsep yang mendalam, sehingga tulisannya mampu mengalir dan mudah dicerna pembaca.



Simak Video "Kesan Laudya Cynthia Perankan Tokoh Siti Raham: Perempuan Harus Punya Ilmu"
[Gambas:Video 20detik]
(tia/dal)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT