Festival sastra terbaik di Asia Tenggara, Ubud Writers and Readers Festival, akhirnya mengumumkan program utama. Ada 50 panel diskusi dari 150 pembicara yang bakal disajikan dalam perhelatan yang digelar pada 27-30 Oktober 2022.
Pendiri dan Direktur Festival, Janet DeNeefe, mengatakan akhirnya setelah dua tahun terkena imbas pandemi UWRF bisa bertemu secara langsung di bulan Oktober.
"Kami membawa penulis Indonesia dan internasional untuk bersama-sama dalam perbincangan dan diskusi yang ada setelah pandemi memisahkan kita begitu lama," kata Janet DeNeefe dalam keterangan yang diterima detikcom, Rabu (14/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tema festival ini mengusung 'Memayu Hayuning Bawana' yakni filosofi Jawa kuno yang diterjemahkan tim UWRF menjadi Uniting Humanity. Atau artinya adalah mempererat ikatan kita di dalamnya dan dunia sebagai sebuah kolektif bersama.
"Di tahun yang begitu sulit bagi kebanyakan orang, perang dan konflik, bencana alam, dan gejolak politik yang berdampak pada kehidupan kita dan orang lain. Kami bertanya, bagaimana ami bisa menyatukan semuanya dalam kebudayaan dan perspektif yang berbeda untuk membuat pengertian yang mendalam dan setara," katanya.
Di hari pertama penyelenggaraan, ada Putu Oka Sukanta yang merefleksikan pengalaman menulis selama 40 tahun. Dari penjara tanpa pengadilan selama era Soeharto, belajar seni akupuntur sampai obat herbal di balik tembok penjara. Namanya juga menjadi UWRF Lifetime Achievement Award 2022.
Carla Power, pengarang dari dua Pulitzer Prize bakal membahas buku terbaru Home Land, Security, the Emerging Field of Deradicalization bersama Michael Vatikiotis. Penulis Jokowi and the New Indonesia Darmawan Prasodjo dan Tim Hannigan bakal membahas soal sosok Jokowi dengan Ari Dwipayana dan Michael Vatikiotis.
Program utama juga menghadirkan penulis Ukraina Oksana Maksymchwk dan Maz Rosochinsky yang berdiskusi soal invasi Rusia ke Ukraina.
Penulis ternama yakni Carma Citrawati, Ki Purbo Asmoro, dan Esther Vincent Xueming merefleksikan tema Festival tahun ini 'Uniting Humanity' dan artinya yang mengacu pada warisan budaya mereka sendiri dari Bali, Jawa, dan Singapura bersama Kadek Purnami.
Elaine Pearson dan Andreas Harsono akan bergabung untuk berbagi pengalaman mereka membela hak asasi manusia, dari perdagangan manusia di Asia Tenggara tentang bagaimana mereka mewakili kaum tertindas untuk meminta pertanggungjawaban penindas atas kejahatan mereka bersama Matt Easton.
Penulis ternama Audrey Magee, Ravi Shankardan Felix K Nesi juga akan menjelaskan bagaimana mereka menginterogasi sistem politik yang dominan dan dampaknya terhadap orang-orang biasa pada karya-karya mereka dengan Gill Westaway.
Bersamaan dengan akhir pekan panjang penuh dengan sastra, Ubud akan merayakan perayaan besar di Pura Gunung Lebah, pura luhur yang berlokasi di antara dua sungai di tengah area Campuhan, Ubud. Perayaan ini atau orang Bali menyebutnya dengan Odalan, dirayakan setiap 210 hari mengikuti kalender Bali. Ini akan menjadi perayaan terbesar semenjak pandemi yang akan menjadi pengalaman terbaik untuk hadir di UWRF tahun ini.
(tia/dar)