Gol A Gong 'Balada Si Roy' Dobrak Keterbatasan dengan Literasi

#77PortraitAnakBangsa

Gol A Gong 'Balada Si Roy' Dobrak Keterbatasan dengan Literasi

Yudistira Perdana Imandiar - detikHot
Jumat, 12 Agu 2022 22:02 WIB
Shot on OPPO Reno8 Pro 5G.
Foto: OPPO
Jakarta -

Bagi Heri Hendrayana Harris, keterbatasan bukan sebuah alasan untuk mengendurkan kreativitas. Ia menunjukkan sebagai penyandang tuna daksa, dirinya bisa menelurkan karya-karya besar.

Jika asing dengan nama di atas, mungkin Anda lebih familiar dengan nama Gol A Gong (Gola Gong). Ya, dia merupakan penulis dari salah satu novel populer di Tanah Air bertajuk 'Balada Si Roy'.

Cerita di novel 'Balada Si Roy' ditulis Gola saat dirinya masih SMA. Cerita tersebut awalnya dimuat di salah satu majalah nasional, dimulai pada 1989.

'Balada Si Roy' menceritakan kisah pemuda yang tengah mencari jati diri, senang berpetualang dengan gaya backpacker. Ternyata, ide cerita itu berangkat dari hobi Gola yang suka travelling dan gemar menulis cerita-cerita perjalanannya.

Di balik kesuksesan novel 'Balada Si Roy', Gola pernah melewati fragmen cerita pahit dalam hidupnya. Ia kehilangan tangan kirinya akibat jatuh dari pohon di dekat alun-alun Kota Serang. Saat itu, lelaki kelahiran 15 Agustus 1963 bermain bersama teman-temannya.

Saat melihat ada tentara yang sedang latihan terjun payung, Gola yang berusia 11 tahun menantang teman-temannya, untuk menunjukkan keberanian seperti seorang penerjun payung. Ia bahkan meniru yang dilakukan oleh penerjun payung dengan memanjat pohon yang sangat tinggi, hingga akhirnya ia mengalami kecelakaan yang membuat tangan kirinya langsung di amputasi.

Sejak kehilangan tangan kiri, Bapak Gol A Gong pernah berpesan kepadanya untuk membaca lebih banyak agar ia lupa kalau dirinya disabilitas. Hasilnya, ia mampu menuangkan ide-idenya menjadi tulisan renyah yang diminati banyak orang.

Pada tahun 1998, Gol A Gong mendirikan komunitas kesenian Rumah Dunia di belakang rumahnya di Komplek Hegar Alam, Ciloang kota Serang, Banten. Ia mengkampanyekan 'Gempa Literasi', sebuah gerakan kebudayaan menghancurkan kebodohan lewat kata (sastra dan jurnalistik), swara (musik), rupa (teater dan film), dan warna (melukis).

Sebagai informasi, foto 77 Potret Anak Bangsa di atas diabadikan oleh kamera OPPO Reno8 Pro 5G 'The Portrait Expert'. Ponsel ini dilengkapi chipset MariSilicon X yang memberikan performa AI terbaik dalam mengolah foto maupun video bahkan saat kondisi minim cahaya.

OPPO Reno8 Pro 5G mampu membuat siapapun dapat menghasilkan karya dan mengekspresikan diri tanpa batas melalui teknologi yang dimiliki, desain yang memukau, dan performa paling unggul. Kamu juga bisa berpartisipasi dalam kampanye 77 Potret Anak Bangsa di Instagram OPPO Indonesia, kunjungi website resmi OPPO Indonesia untuk informasi lebih lanjut melalui tautan ini.




(ads/ads)