Roald Dahl yang dikenal sebagai penulis cerita anak-anak yang mendunia pernah membuat komentar tak pantas terhadap kaum Yahudi. Sepeninggal novelis Matilda tersebut, pihak keluarga kini memberikan keterangan resmi dan meminta maaf atas komentar anti-semitisme yang pernah dilontarkan.
Dilansir dari situs resmi Road Dahl, Selasa (8/12/2020), keluarga dan Perusahaan Cerita Roald Dahl meminta maaf atas rasa sakit yang abadi akibat perkataan sang novelis di masa lampau.
"Ucapan berprasangka itu tidak dapat kami mengerti dan sangat kontras dengan pria yang kami kenal. Selama ini, nilai-nilai yang ada dalam cerita Roald Dahl memberikan dampak positif bagi generasi muda dari para pembaca lainnya," tulis pihak keluarga, seperti dilansir detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keluarga pun melanjutkan, "Kami berharap, seperti yang dia lakukan selama ini, di kondisi terburuknya, Roald Dahl dapat membantu mengingatkan kita akan nilai-nilai abadi dari cerita-ceritanya."
Permintaan maaf ini bermula dari kenangan buruk yang pernah diucapkan Roald Dahl pada 1983. Saat itu, perkataan penulis Charlie and the Chocolate Factory menuai kontroversi karena ulasannya tentang buku Perang Lebanen dalam Literary Review.
Roald Dahl menuturkan tidak pernah ada ras orang yang mengacu kepada kaum Yahudi. Ia juga menyebutkan Yahudi dari korban menjadi pembunuh yang biadab.
Tak berhenti sampai di situ saja, dalam sebuah wawancara ia juga menegaskan mengenai pernyataan yang anti-Yahudi.
"Ada sifat dalam karakter orang-orang Yahudi yang memancing permusuhan, mungkin karena kurang kemurahan hati terhadap non-Yahudi. Maksud saya, selalu ada alasan mengapa anti-apa pun muncul di mana saja," ucap Roald Dahl kala itu.
Dia pun menambahkan, "Bahkan orang menyebalkan seperti Hitler tidak hanya mengganggu mereka tanpa alasan."
Beberapa bulan sebelum kematiannya pada 1990, Roald Dahl juga menggambarkan sosoknya sebagai antisemitisme dan mengeluh tentang pandangan orang terhadap kaum Yahudi.
"Saya pastinya anti-Israel dan antisemit karena saya mendapatkan fakta orang Yahudi di negara lain seperti Inggris sangat mendukung zionisme. Saya pikir mereka seharusnya melihat dari dua sisi," tukasnya.
(tia/dar)