JK Rowling mendapat kecaman dari komunitas transgender karena penerbitan novel kelima seri Cormoran Strike, Troubled Blood. Bintang Netflix dalam serial Queer Eye, Jonathan Van Ness, ikut mengecamnya.
Lewat serangkaian tweet, Jonathan Van Ness mengatakan karya terbaru JK Rowling adalah mimpi buruk.
"Mimpi buruk yang tak berakhir dan menghancurkan warisan bangsa," kicau Jonathan Van Ness di akun Twitter, seperti dilihat detikcom, Sabtu (19/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria berusia 33 tahun yang mengakui nonbiner itu menuturkan di berbagai negara sudah banyak yang memberlakukan kebijakan terhadap orang-orang yang transfobia.
"Kami punya 37 negara bagian yang mencoba memberlakukan kebijakan terhadap mereka yang transfobia. Perkembangan bahasa transfobia terus menerus menjadi hal yang berbahaya, jadi mengapa Anda masih mendukungnya (JK Rowling)," kicaunya lagi.
Setelah penerbitan novel Troubled Blood, toko buku independen di Australia tidak lagi menyimpan seri Harry Potter. Rak-rak buku meniadakan buku tentang penyihir Hogwarts tersebut.
Toko buku itu mengatakan ingin membuat ruang yang lebih aman kepada setiap jenis kelamin dan pembaca buku tanpa ada batasan gender.
Dalam buku terbaru seri detektif Cormoran Strike, JK Rowling menggambarkan karakter pembunuh berantai bernama Dennis Creed. Pria pembunuh itu mengenakan gaun lalu memangsa korbannya dengan keji.
Robert Galbraith atau nama samaran JK Rowling untuk pembaca buku dewasa membantah tuduhan transfobia. Ia mengatakan karakternya berdasarkan kisah nyata yang benar-benar terjadi di Oregon, AS.
Gara-gara perilisan Troubled Blood, tagar RIP JK Rowling bergema di Twitter dan disuarakan oleh fans di AS, Inggris, sampai Indonesia yang mengecam sikap transfobia sang novelis.
Selama beberapa bulan belakangan, cuitan antitransgender JK Rowling membuah gaduh jagat maya. Banyak pembaca Harry Potter yang kecewa dengan sikap JK Rowling dan menuduhnya transfobia.
Bahkan penulis terkaya di dunia itu mengaku pernah mengalami KDRT dan pelecehan seksual dari mantan suami pertamanya.
(tia/mau)