Sapardi Djoko Damono Dikenal Sebagai Sastrawan Sederhana

Sapardi Djoko Damono Dikenal Sebagai Sastrawan Sederhana

Tia Agnes - detikHot
Minggu, 19 Jul 2020 11:18 WIB
Sapardi Djoko Damono
Sapardi Djoko Damono meninggal dunia / Foto: Tia Agnes / detikHOT
Jakarta -

Kepergian Sapardi Djoko Damono membawa duka yang mendalam bagi para pecinta sastra. Puisi-puisinya yang syahdu membuai para pembaca.

Sapardi Djoko Damono dikenal sebagai maestro yang karyanya telah melanglang buana dan sukses diadaptasi ke layar lebar. Penulis kelahiran Solo itu juga dikenal sebagai sastrawan yang sederhana.

Hal tersebut diungkap oleh Editor Sastra Senior Penerbit Gramedia Pustaka Utama (GPU), Mirna Yulistianti kepada detikcom.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Beliau orangnya sederhana banget, mau bergaul sama kami yang pengetahuannya di bawah dia. Eyang kan maestro, sastrawan besar tapi nggak pernah sedikit pun menunjukkan kalau dia adalah orang besar," tutur Mirna.

Penyair Hujan Bulan Juni itu dikenal ramah kepada siapa pun dan sangat terbuka untuk semua masukan terhadap buku-bukunya yang diterbitkan oleh GPU.

ADVERTISEMENT

"Eyang tidak pernah merendahkan editor sedikit pun, itu yang kami kagumi buat beliau. Sangat menghargai masukan dari penerbit, mungkin bisa dibilang Eyang adalah penulis yang menghargai penerbit di antara para penulis lainnya," sambung Mirna.

Sapardi Djoko Damono pernah meraih lifetime achievement di ajang Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) 2018. Saat malam penganugerahaan, Sapardi Djoko Damono menyebutkan apresiasi kepada editor dan penerbitnya di GPU.

Hal tersebut yang membuat Mirna kagum. Seorang sastrawan besar seperti Sapardi Djoko Damono memperhatikan hal-hal kecil di sekitar lingkungannya dan karier seorang sastrawan.

"Eyang menyebutkan GPU dan editornya ada dalam perjalanan sepanjang kariernya. Kami bukan hanya kehilangan seorang penulis, tapi juga seorang eyang, teman dekat kami. Sudah seperti eyang bagi GPU," tukasnya.

Kabar duka kepergian Sapardi Djoko Damono mengagetkan para pembacanya. Selama sebulan belakangan, kondisi kesehatannya terus menurun.

Lahir di Solo pada Maret 1940, Sapardi Djoko Damono meninggal di usia 80 tahun.




(tia/doc)

Hide Ads