Ia menyebutkan langkah-langkah tersebut sebagai 8 kebiasaan pilar kreativitas dan menjadi acuan ketika menulis sebuah karya.
"Pertama, meluangkan waktu untuk melamun. Ini latihan dasar yang mahal, yang diperhatikan adalah kekosongan dan tempat segala potensi berada," tutur Dee memulai 8 pilar tersebut kepada peserta workshop kepenulisan.
Kedua, tangkaplah ide. Dee menuturkan ketika ide itu datang, sebaiknya langsung mencatat di kertas maupun telepon seluler. "Intinya biasakan untuk menangkap, itu sinyal kedua ke alam ide kalau kamu merekam," katanya.
Ketiga, semua ide yang ditangkap dan ditampung tanpa diskriminasi yang akhirnya disebut sebagai 'celengan ide'.
Keempat, tulis jurnal harian. Dee mengatakan ini adalah hal yang paling mudah dilakukan. "Jurnal adalah refleksi singkat baik dalam eksternal maupun eksternal. Dilatih untuk mendengarkan suara pengarang," tutur Dee.
Kelima, tumbuhkan kepekaan dalam panca indera. "Pengamatan yang teliti datang dari kepekaan. Ini adalah sinyal kamu stay open," ujar penulis 'Aroma Karsa' tersebut.
Keenam, peliharalah rasa ingin tahu. Ketujuh, mental pembelajar menjadi hal terpenting lainnya, dan terakhir rutinitas yang sehat.
"Saya biasa melakukan olahraga, meditas, punya ritual relaksasi, se-simpel kita minum. Kalau mau menulis juga selalu mandi, tubuh yang bersih. Ide yang cair butuh struktur yang solid," saran Dee.
(tia/dal)