Jangan Saling Nikung, Mari Dukung Perangi e-Book Ilegal

Jangan Saling Nikung, Mari Dukung Perangi e-Book Ilegal

Tia Agnes - detikHot
Kamis, 23 Apr 2020 10:12 WIB
Ilustrasi Hari Buku Sedunia/ Nasional
Foto: Istimewa
Jakarta -

Momen Hari Buku Sedunia di tengah pandemi Corona membuat perayaan tak semegah biasanya. Ucapan selamat Hari Buku Sedunia pun hanya bertebaran di linimasa media sosial.

Sayangnya pembajakan buku justru marak terjadi dengan beredarnya e-Book ilegal. Link-link unduhan yang tersebar di berbagai grup keluarga dan pertemanan dengan dalih untuk menemani masa karantina diri menjadi momok tersendiri.

Pelaku industri buku mulai dari penerbit, penulis, pemilik toko buku indie, editor sampai pembaca pun berbondong-bondong memerangi e-Book ilegal. Di perayaan Hari Buku Sedunia, mari katakan tidak untuk pembajakan buku!



Penerbit Mediakita salah satu anak perusahaan Agromedia juga memerangi hal tersebut. Saat isu e-Book ilegal bertebaran, penerbitnya menegaskan sama sekali tidak mengeluarkan versi buku Pdf.

"Jika kamu menemukannya, maka itu bajakan, ilegal. Yang menyebarkan, juga yang membaca, berarti sudah merampas hak-hak penerbit, penulis, editor, dan semua pekerja perbukuan. Bantu kami tegur orang-orang ini," kicau Mediakita.

Penerbit Mizan juga menegaskan hal yang sama. "Bagi beberapa orang mungkin belum tahu jika buku pdf itu sama saja dengan bajakan alias ilegal. Oleh karena itu, jika anda menerima kiriman lampiran atau tautan buku-buku pdf, sudilah kiranya untuk menginformasikan kepada si pengirim bahwa hal tersebut tindakan ilegal," kata Corporate Public Relation Mizan Publika, Ditta Sekar Campaka.

(BACA HALAMAN BERIKUTNYA)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Dee Lestari juga salah satu penulis yang tegas mengancam pembajakan buku. Gelombang dampak ekonomi dari pandemi Corona terasa sejak awal penyebaran virus terhadap berbagai sektor industri.

"Mengunggah PDF ilegal atas karya kami, menyebarkan tautannya, menyilakan orang lain mengunduhnya demi hiburan gratis untuk membunuh waktu, sama dengan merampas hak ekonomi kami," tulis Dee di akun Instagram pribadinya.

"Saya berbicara bukan atas nama diri sendiri saja, melainkan semua penulis yang beroleh pendapatan melalui royalti. Royalti adalah hajat hidup kami. Tidak semua dari kami kaya raya, tak semua juga miskin merana. Satu hal yang pasti: royalti adalah hak atas jerih payah kami menuliskan buku," sambungnya lagi.

Bertepatan dengan Hari Buku Sedunia, Dee Lestari bakal berjumpa dengan pembacanya di Live IG akun @detikcom pukul 15.00 WIB hari ini. Tonton di akun Instagram @detikcom.



Simak Video "Video: Rekomendasi Buku untuk detikers di Hari Buku Nasional 2025"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads