Dalam siaran pers yang diterima detikcom, seperti tahun-tahun sebelumnya, UWRF selalu melibatkan seniman lokal dalam setiap programnya. Selain Debby Lukito Goeyardi dan IGA Darma Putra, UWRF menghadirkan penulis dan pelaku industri kreatif lainnya.
Di antaranya Agung Suryawan Wiranatha, I Ketut Sandika, I Made Iwan Darmawan, Putu Supartika, I Wayan Rai, I Wayan Juniarta, Kadek Sonia Piscayanti, Ketut Yuliarsa, Made Taro, Marlowe Bandem, Marmar Herayukti, Nirarta Samadhi, Prabu Darmayasa, Putu Fajar Arcana, Rio Helmi, Rudi Waisnawa, Saras Dewi, dan Valiant Budi.
Sama halnya dengan ruang bagi penulis lokal, UWRF juga menghadirkan beberapa panel diskusi yang berkaitan dengan Bali. Seperti 'Bali's Art Activist' bersama para pegiat seni Bali, 'How Can Bali Survive?' yang membahas langkah-langkah untuk bertahan dari perubahan sosial, budaya, dan ekologis yang masif di Bali. Serta 'Bali's Poet Priests' yang merefleksikan pengaruh dan peninggalan para kawi-wiku (penyair-pendeta), terutama dalam penggunaan sastra sebagai media untuk mengasah pikiran dan menenangkan jiwa.
Pendongeng legendaris asal Bali yang telah berkarya selama hampir empat dekade, Made Taro, dalam 'Made Taro: A Lifetime of Storytelling' yang dijadwalkan pada Minggu (27/10/2019).
Mengangkat tema 'Karma', UWRF 2019 menghadirkan lebih dari 180 pembicara dari 30 negara dan lebih dari 170 program mulai dari panel diskusi, lokakarya, acara spesial, pemutaran film, peluncuran buku, pameran seni, dan masih banyak lagi. UWRF 2019 berlangsung mulai hari ini sampai 27 Oktober 2019.
Simak Video "CHUNG HA Putuskan Tinggalkan Agensi"
[Gambas:Video 20detik]
(tia/wes)
