Kepala Akademi Swedia, dilansir dari harian lokal Swedia Dagens Nyheter, mengatakan tak ada yang salah dari memilih Peter Handke sebagai pemenang.
"Peter Handke telah membuat komentar yang provokatif, tidak cocok, dan tidak jelas dalam pernyataan politik," ungkap Mats Malm, Kepala Akademi Swedia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun ia kembali menegaskan penulis 'Slow Homecoming' itu belum memicu pertumpahan darah dan jelas-jelas mengutuk pembantaian Srebrenica.
"Akademi belum menemukan apapun dalam tulisannya yang merupakan serangan terhadap masyarakat sipil atau penghormatan terhadap kesetaraan semua orang," tulis Malm lagi.
Akibat terpilihnya Peter Handke sebagai peraih Nobel Sastra 2019, Perdana Menteri Albania Edi Rama, Presiden Kosovo hingga korban selamat peperangan itu mengecam tindakan Nobel Sastra.
(tia/doc)