Ke-350 judul buku terbagi ke dalam banyak genre, mulai dari fiksi, non-fiksi, sastra, komik hingga kuliner. Setiap penyelenggaraan, Komite Buku Nasional (KBN) dan tim kurator independen menyeleksi ratusan judul buku yang bakal diboyong.
Ketua KBN, Laura Bangun Prinsloo, menuturkan setiap buku yang dibawa ke pameran buku dimulai dari proses open call atau undangan terbuka. "Kita open call ke semua penerbit dan semua penulis yang megang hak terjemahan buku, peraturan tiap tahun beda-beda, ada kurator independen juga yang menyeleksi," kata Laura saat jumpa pers di Ramurasa, kawasan Kemang Timur, Jakarta Selatan, Selasa (8/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk penerbit luar memang butuh sinopsis yang tepat dan padat, kita sajikan dalam bentuk katalog. Bukunya pun kita bawa keliling," lanjut Laura.
Baca juga: Susahnya Kumpulkan Arsip Komik di Indonesia |
Untuk 10 penerbit yang berpartisipasi di antaranya ada Gramedia Publishers, Mizan Group, Kesaint Blanc, ASTA Ilmu Publishing, PT Kanisius, Lontar Foundation, Marjin Kiti, Pionicon, Yayasan Pustaka Obor, re:On Comics, dan dua agen literasi Borobudur Agency dan Literasi. Serta satu agen ilustrasi bernama Fabula.
Sejak menjadi tamu kehormatan di Frankfurt Book Fair 2015, Indonesia mendapatkan ruang yang lebih besar di pameran buku tertua di dunia tersebut. Paviliun Indonesia pun diberikan slot acara yang banyak di ASEAN Forum dan menghadirkan 4 penulis kenamaan, seperti Rio Johan, Soe Tjen Marching, Diana Rikasari, dan Feby Indirani.
Frankfurt Book Fair 2019 berlangsung pada 16-20 Oktober 2019 di Jerman.
(tia/dar)