Kolumnis Daniel Nexon dilansir dari berbagai sumber menuturkan buku Harry Potter yang mendapat ancaman bukan masalah baru. Angsuran terakhir dari seri buku yang ditulis JK Rowling itu pernah mencuat pada 2007 silam.
Saat itu buku Harry Potter memicu perdebatan di Prancis, Swedia, Turki, dan Rusia. Khususnya kepada konservatif agama. "Harry Potter juga diserang oleh media massa, institusi publik, dan manifestasi lain dari budaya sekuler terhadap nilai-nilai tradisional mereka," ungkap Nexon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Buku Harry Potter juga dinilai dapat merayu anak-anak dan remaja untuk menjauh dari agama. "Ada juga yang mengkritik bukunya mengandung muatan sihir dan banyak sumber-sumber mantra iblis," lanjut Nexon.
The American Library Association juga pernah menempatkan buku Harry Potter sebagai 'buku yang paling menantang' dari 2001-2003. Artinya itu adalah salah satu buku yang paling banyak diminta dihapus dari lingkungan perpustakaan sekolah.
Sebelumnya, buku Harry Potter baru-baru ini dilarang beredar di Sekolah Katolik, Tennessee setelah seorang pastor mengumumkan buku Harry Potter mengandung muatan mantra dan kutukan dari iblis jahat. Pastor tersebut juga meminta para wali murid agar anak-anaknya tidak membaca buku tersebut di rumah mereka.
(tia/doc)