Tragedi Mei 1998 menjadi alasan penulis terinspirasi menuliskan tentang 'Putri Cina'. Ia bercerita saat itu ingin menulis kisah tentang bagaimana sebuah tragedi terjadi hanya karena perbedaan latar belakang.
"Sebagai keturunan Cina di Indonesia, saya ingin memaparkan kisah ini dalam balutan sejarah yang sebenarnya dilatarbelakangi oleh tragedi 1998 itu," kata Sindhunata dalam siaran pers yang diterima.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Novel 'Putri Cina' mengisahkan tentang seorang putri Cina yang diceraikan Prabu Brawijaya, ibunda Raden Patah, penguasa baru tanah Jawa yang kelak menggulingkan ayahnya. Putri Cina lainnya yang diceritakan adalah pemain ketoprak, Sekar Kastubo bernama Giok Tien.
Hampir setengah bagian akhir novel mengeksplorasi cerita mengenai Giok Tien. Termasuk kisah cintanya dengan pemuda Jawa bernama Setyoko yang kelak menjadi Senapati Gurdo Paksi di Kerajaan Pedang Kemulan Baru.
Wedha Stretesti Yudha dari Penerbit Gramedia Pustaka Utama (GPU) menuturkan novel 'Putri Cina' punya kedekatan isi dengan masyarakat China sehingga diharapkan dapat perhatian.
"Kedua penulis yang terpilih untuk mewakili Indonesia ini mampu mengenalkan karya sastra Indonesia dan isi dari karya-karya mereka memiliki kedekatan isi dengan masyarakat Cina," pungkasnya.
(tia/mau)