Setelah menggelar bincang isu bully di Jakarta dan Bandung, kini 'Rainbow Cake' bakal diboyong ke Pulau Dewata. Obrolan mengenai isu bullying dan novel bergenre psycho thriller berlangsung di Denpasar, Bali, pada Sabtu (17/8) mendatang.
Karya fiksi yang ditulis oleh dua orang dan berbeda gender ini terbilang langka dalam industri penerbitan buku. Proses penulisannya pun cukup unik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya menulis bukunya di tahun 2018 sampai selesai, baru diserahkan kepada Christyan untuk ditambah atau dikurangi, serta dilengkapi sesuai imajinasi dan kerasinya sendiri," tutur Rayni dalam keterangan kepada detikHOT.
Ketika novel tersebut selesai, keduanya pun berdiskusi dan menyunying ulang. Baru di tahun 2019, novel 'Rainbow Cake' mencapai tahap final.
"Tugas Christyan tidak hanya menulis dan melengkapi teks, tapi juga membuat ilustrasi di setiap bab dan kemudian membuat rancangan sampulnya. Setelah disepakati mereka kemudian meminta Nanang Gani untuk membuat desain cover sebagaimana tampak hasilnya saat ini," katanya.
'Rainbow Cake' mengisahkan tentang seorang perempuan korban bullying atau perundungan yang berhasil membalaskan dendamnya. 'Rainbow Cake' merupakan novel kedua Rayni setelah 'Langit Terbuka' (2017).
(tia/dar)