Kisah kehidupan di dalam 'Koboy Kampus' yang diterbitkan penerbit The Panasdalam itu muncul dengan latar Institut Teknologi Bandung (ITB). Di era 1990-an, Pidi Baiq mengenyam pendidikan di Fakultas Seni Rupa, ITB.
Istilah 'Koboy Kampus' menjadi sebutan bagi mahasiswa yang memilih bermain daripada mengikuti kegiatan perkuliahan. Sehingga waktu kelulusan pun mundur bahkan ada yang sampai drop out. Nama 'Koboy Kampus' pun tak bisa dilepaskan dari The Panasdalam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"'Koboy kampus' zaman dulu masa kadaluarsa kuliahnya ada yang sampai 14 tahun, minimal tujuh tahun. Jadi mereka punya banyak waktu dan kesempatan untuk main-main di kampus selain kuliah," imbuh Pidi Baiq dalam keterangan yang diterima.
Selepas kuliah di ITB, Pidi Baiq pun melanjutkan studi di Amsterdam. "Kisah koboy kampus adalah kisah beberapa kawan saya yang di DO (drop out) karena lebih banyak ngoboy-nya daripada melaksanakan kuliah," ujar Pidi Baiq.
Pidi Baiq yang dikenal sebagai novelis 'Dilan 1990' sebelumnya terkenal melalui grup band The Panas Dalam. Sebelum merilis novel 'Dilan', Pidi Baiq sudah menerbitkan karya sebelumnya.
Di antaranya adalah 'Asbunayah' (2017), 'Milea, Suara dari Dilan' (2016), 'Drunken Mama' (2009), 'Drunken Molen' (2008), dan lain-lain.
Tonton Video 'Koboy Kampus' Kisah Nyata Pidi Baiq di Era Orde Baru:
(tia/dal)