Ketua Komite Pelaksana di Market Focus Country London Book Fair 2019, Laura Bangun Prinsloo, menuturkan market focus country tak seperti tamu kehormatan di Frankfurt Book Fair 2015 silam.
"Ini sangat fokus pada market, kita menekankan pada penjualan dan lisensi. Di LBF bukan hanya penerbit buku saja tapi juga pelaku kreatif lainnya dengan harapan lisensi karya mereka terjual," ujar Laura saat jumpa pers di Honeymoon Guesthouse, Jalan Bisma, Ubud, Kamis (25/10/2018) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Indonesia pun terbiasa membeli rights ketimbang menjualnya dan bukan dikenal sebagai bangsa yang menjual konten. Setelah menjadi tamu kehormatan LBF dan presentasi yang bagus, sudah banyak yang melihat.
"Jangan sampai momentum yang besar tiba-tiba hilang. Jangan seperti India," tuturnya.
"India jadi tamu kehormatan dan tahun depannya sudah menghilang. Jangan sampai terjadi maka dibentuklah Komite Buki Nasional. Ada residensi, translation program dan itu adalah syarat negara yang jadi market focus country punya translation program. Agen sastra dan penerbit juga jadi ekosistem yang penting untuk mempromosikan ke panggung dunia," cerita Laura.
Bahkan Paris hingga China juga menawari Indonesia sebagai tamu kehormatan dan market focus country. Setelah dipertimbangkan berbagai macam penawaran, LBF-lah yang menjadi titik fokus Indonesia kali ini.
"LBF akan memudahkan penetrasi ke pasar lainnya. Tahun ini leading sectornya adalah Bekraf, intinya bagaimana bisa meningkatkan jualan lisensi dalam IP, alih wahana maupun penerjemahan," pungkasnya.