Di lahan seluas 600 meter persegi, Komite Nasional bakal terbagi dua lahan di LBF yang berlangsung di Gedung Olympia Hall, London. Sebanyak 400 meter persegi akan menjadi arena utama yang disebut sebagai co-exhibitor buku dan sisanya adalah area non-buku.
"Di stand kami akan mencoba formula lain, kalau yang sebelumnya horizontal. Tahun depan akan mencoba lainnya dengan lantai mezanin," tutur Kepala Divisi Produksi Komite Nasional Pelaksana Persiapan Market Focus Country LBF 2019, Avianti Armand, saat jumpa pers di Honeymoon Guesthouse, Jalan Bisma, Ubud, Kamis (25/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami ingin sesuatu yang segar. Titik beratnya dengan mengambil tema pulau dan gunung seperti terasering, orang makin melihat ke dalam, ada kontur. Dengan harapannya akan menjadi titik awal tetesan air yang nantinya berkembang ke mana-mana," katanya.
Ketua Harian Komite Pelaksana, Laura Bangun Prinsloo, pun menambahkan Komite Nasional pun sudah menyiapkan 10 booth yang didedikasikan untuk pelaku industri kreatif. "20 booth lainnya untuk perusahaan atau penerbitan untuk hadir di stan nasional sebagai co-exhibitor," lanjut Laura.
Selain itu, malam ini Komite Nasional bakal mengumumkan 12 penulis yang bakal dikirimkan ke LBF 2019 mendatang. Ke-12 penulis yang masuk dalam program budaya itu juga bakal dipromosikan ke berbagai kota di Inggris saat penyelenggaraan LBF berlangsung.
"Kami juga akan membawa penulis lainnya di berbagai workshop dan diskusi. Ada juga program profesional, komik, film, dan program kuliner. Setiap sub sektor punya buku dan penulis juga lainnya," pungkas Laura.
Sejumlah program bakal dihadirkan di LBF 2019 nanti, di antaranya bekerja sama dengan British Library dengan mendigitalisasi 75 manuskrip Jawa dari Yogya, pembacaan naskah drama teater Indonesia kerjasama dengan Department of Drama, Royal Holloway, University of London. Serta pembuatab zine sampai pameran buku-buku komik indonesia.
(tia/srs)