Di antaranya adalah Inggris, Prancis, Jerman, Turki, Vietnam, Tiongkok, dan Malaysia. Koordinator Bidang Promosi Literasi dan Lisensi Hak Cipta Komite Buku Nasional, Nung Atasana, menyatakan tahun ini judul buku yang terjual lebih beragam.
"Salah satu strategi kami dalam mendorong penerbit luar untuk bisa membeli hak cipta buku-buku Indonesia adalah dengan mengatur acara matchmaking antar negara yang diikuti oleh co-exhibitor yang terdiri dari 10 penerbit Indonesia," ujar Nung dalam keterangan pers yang diterima detikHOT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Frankfurt Book Fair 2018 ada dua matchmaking khusus di FBF yakni dengan Penerbit Turki dan Taiwan. Jumlah judul yang terjual pun mengalami peningkatan ketimbang tahun lalu, sekitar 20 judul.
Selain 38 judul buku yang terjual, Indonesia yang bekerja sama dengan Asosiasi Penerbit Buku ASEAN, juga berpartisipasi di beberapa acara. Lewat ASEAN Forum, membahas mengenai industri penerbitan di ASEAN , strategi memasarkan buku-buku ASEAN agar bisa mendobrak pasar Eropa dan AS.
Paviliun Indonesia juga berbicara mengenai keberhasilan menjadi tamu kehormatan di Frankfurt Book Fair 2015 yang meningkatkan industri pariwisata Jerman. Kehadiran Indonesia di Frankfurt Book Fair 2018 menjadi pemanasan untuk menjadi market focus country di London Book Fair 2019.