Sejumlah nama yang diumumkan kali ini ada yang kerap bolak-balik dalam festival sastra namun sebagian besar lainnya adalah baru. Dalam keterangan pers yang diterima, Selasa (14/8/2018), narasumber yang akan mengisi hadir dari 30 negara berbeda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari tanah Afrika, juga adalah Clemantine Wamariya yang terkenal lewat memoar terlarisnya 'The Girl Who Smiled Beads' yang mendeskripsikan perjalanannya, dari masa kanak-kanaknya yang indah di Rwanda, mencari suaka di delapan negara Afrika, hingga menerima status suaka di Amerika Serikat tahun 2000. Penulis asal India Anuradha Roy yang juga nominator Man Booker Prize tahun 2015 bakal hadir.
Penulis kelahiran Indonesia yang sedang bersinar Clarissa Goenawan juga bakal hadir lewat karya 'Rainbirds'. Sidney Jones yang selama ini diakui dunia mampu menangani konflik etnis dan pemberontakan akan bergabung bersama Janet Steele penulis buku 'Mediating Islam'.
Fatima Bhutto, penulis memoar pemenang penghargaan asal Pakistan; Uzodinma Iweala, pembuat film asal Amerika Serikat berdarah Nigeria yang juga merupakan dokter dan CEO The Africa Center di New York.
Sejumlah nama narasumber dari Indonesia juga hadir di antaranya adalah Sapardi Djoko Damono, Dee Lestari, Aan Mansyur, Leila S.Chudori, Avianti Armand, Djenar Maesa Ayu, Putu Fajar Arcana, Norman Erikson Pasari, Nuril Basri, Rain Chudori sampai Garin Nugroho.
"Setelah 15 tahun, kami merasa Festival ini telah memenuhi tujuannya, yaitu menjadikan Ubud sebagai pusat bagi para pencinta sastra baik secara nasional maupun internasional. Festival ini juga telah mampu membangkitkan minat terhadap sastra Indonesia. Sebagian besar pengunjung pada hari-hari pertama Festival mengaku bahwa mereka tidak mengetahui apapun mengenai penulis Indonesia. Namun, perlahan hal ini berubah," ujar Founder dan Director UWRF, Janet DeNeefe.
(tia/tia)