Petisi tersebut juga menolak adanya keputusan pengadilan Hong Kong terhadap buku-buku bertemakan LGBT dan penghapusan dari rak-rak toko buku di Hong Kong. Sebelum penolakan terhadap novel Murakami, ada dua novel LGBT yang dilarang beredar bulan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka juga sewenang-wenang mengatakan penggambaran yang ditulis Haruki Murakami tentang seks dalam 'Killing Commendatore' tak lebih senonoh daripada novel James Joyce atau Henry Miller? Namun yang pertama diajar dalam mata kuliah sastra di sekolah itu malah dianggap klasik," ujar Ng dilansir dari Guardian, Kamis (26/7/2018).
Keputusan pemerintah Hong Kong dengan menghilangkan novel-novel berbumbu seks dari peredaran dinilai akan membuat malu Hong Kong.
"Setiap warga negara Hong Kong harus sama-sama marah terhadap sensor terang-terangan ini. Kami berharap masyarakat sipil Hong Kong akan terus waspada untuk memastikan insiden yang terisolasi ini tidak berubah polanya," tambah Ng.
PEN International juga tengah mengawasi akan adanya pelaporan pembatasan buku-buku yang mengandung unsur seksualitas dalam buku di Cina. Otoritas Cina juga dikabarkan membatasi buku yang 'diizinkan' dan 'tak diizinkan' untuk beredar tersebut.
(tia/srs)