Nilai Jual Cerita Hantu Hingga Seksualitas dari Indonesia

Nilai Jual Cerita Hantu Hingga Seksualitas dari Indonesia

Muhammad Taufiqqurrahman - detikHot
Kamis, 03 Mei 2018 21:37 WIB
Foto: Ayu Utami (Muhammad Taufiqqurrahman/detikcom)
Makassar - Berapa banyak sebenarnya buku-buku Indonesia yang dibaca di luar negeri dan diterjemahkan ke berbagai bahasa? Pembaca di luar negeri punya tema khusus apa yang membuat mereka tertarik membaca buku dari Indonesia.

Ayu Utami, penulis dari novel 'Saman' dan 'Larung' punya pengalaman sendiri saat berkunjung ke Inggris. Di negara Pangeran Charles itu, dia sempat berdiskusi tentang tema tulisan Indonesia yang menarik bagi warga Inggris.

Dia membuka ceritanya dengan menggambarkan dirinya sebagai sebuah produk masa lalu atau orde baru (Orba). Novel 'Saman' yang melambungkan namanya, terbit jelang kejatuhan Soeharto.

"Produk orde baru itu ideologis dan idealis dan lebih memikirkan dan memperjuangkan ide daripada pasar," Kata Ayu Utami Makassar International Writers Festival, Sulsel, Kamis (3/5/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini tentunya berbeda dengan penulis yang besar setelah kejatuhan Orba. Penulis lebih cenderung untuk memperkenalkan diri mereka dan ke pasar. Menurutnya, harus ada sesuatu yang ditawarkan kepada pembaca baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

"Apa yang diminati dunia kepada kita tentu berbeda," ujarnya.

Dari hasil wawancaranya dengan masyarakat dan pembaca Inggris, ada 3 tema yang dianggap oleh mereka menarik dari Indonesia. Ketiga tema itu dianggap Ayu lucu dan juga menarik. Tema pertama yang dianggap menarik di Inggris dari Indonesia adalah tentang Ghost Stories.

"Jadi Indonesia dilihatnya soal hantu atau spirit. Kedua adalah seksualitas adalah unsur yang menarik untuk dilihat dari Indonesia," sambungnya.

Yang ketiga adalah soal kekerasan. Namun, kekerasan ini dalam konteks sastra adalah menyoal militerisme dan masyarakat sipil dan organisasi kemasyarakatan. Padahal, lanjut Ay, niat kedatangannya ke Inggris ingin menampilkan Indonesia sebagai negara muslim yang toleran.

"Tapi dunia melihat kita sebagai produsen hantu, menarik secara seksual dan kekerasan," katanya.

(tfq/dal)

Hide Ads