Menurut penuturan Dee Lestari saat media gathering, karakter Jati Wesi murni fiktif belaka. Namun, kondisi seseorang yang terlalu peka dengan aroma tertentu atau disebut hiporesmia diakui Dee memang ada.
"Hiperosmia profilnya lebih cocok ke Tanaya Suma. Berbeda dengan Jati Wesi yang dari lahir memang sudah ada bakat tertentu. Saya membayangkan kondisi Jati Wesi yang serba sengsari tapi bisa bertoleransi dengan bau-bauan," tutur Dee.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lewat karakter Jati Wesi dan Tanaya Suma, Dee mengaku sengaja memberikan dua kutub berbeda. Baik dari sifat maupun arti nama keduanya.
"Jati Wesi itu sebenarnya berasal dari Jati Besi yang melambangkan kekuatan dan memang terlihat dari karakternya," lanjutnya lagi.
Sebelumnya Dee menerbitkan enam novel seri Supernova, Rectoverso, Filosofi Kopi, Madre, dan Perahu Kertas. Novel 'Aroma Karsa' tersedia di toko buku serentak pada 16 Maret mendatang.
(tia/dar)