Judul buku baru yang direncanakan adalah 'Sea Prayer' dan mengisahkan seputar krisis pengungsi. Novel ini ditulis untuk memperingati kematian ketiga pengungsi Suriah, Alan Kurdi yang tenggelam pada 2015 untuk mencapai Eropa.
Dalam sebuah pernyataan, Hosseini mengatakan 'Sea Prayer' adalah usaha untuk memberikan penghormatan pada jutaan keluarga. "Seperti Alan Kurdi yang tidak bisa mencapai Eropa. Atau keluarga yang terpecah dan dipaksa pulang karena perang," katanya dikutip dari berbagai sumber.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemimpin redaksi grup Bloomsbury, Alexandra Pringle yang menandatangani kontrak buku baru tersebut. 'Sea Prayer' ditulis dalam bentuk sebuah surat.
"Novel ini adalah cerminan seorang ayah saat melihat anak laki-lakinya yang sedang tidur, dalam perjalanan berbahaya melintasi lautan yang ada di depan mereka. Ini juga catatan dari kehidupan mereka di Homs, Syria, sebelum perang," ujar Pringle dalam jumpa pers.
Pihak penerbit pun merasa bangga bisa bekerja sama menerbitkan bukunya.
"Bukunya sangat indah dan ceritanya menyentuh. Buku ini akan dihargai oleh orang-orang dari segala umur di seluruh dunia," pungkasnya.