Bagaimana sosoknya mempengaruhi penulis lainnya dan menjadi perintis revolusi dalam sastra?
Virginia Woolf yang lahir di London pada 1882 silam mengakhiri hidupnya dengan tragis di tahun 1941. Sepanjang kariernya, puluhan karya Woolf melampaui harapan hidupnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia adalah salah satu pendiri dari Bloomsbury, yang di masanya menentang diskriminasi gender, mendukung kebebasan manusia dan perempuan untuk mengekspresikan apa yang diinginkannya. Woolf kerap bereksperimen dengan sudut pandang dan bisa menceritakan banyak karakter di satu novel.
Lewat novel 'The Waves', dia membuat cerita enam teman yang mengungkapkan kehidupan mereka selama puluhan tahun. Novelnya bersifat kontradiktif dan hal tersebut dituliskan Woolf secara detail. Yakni, apa yang ada di dalam pengalaman hidup dan kehidupan didefinisikan oleh orang lain.
Dalam sebuah wawancara, Woolf mengatakan karakter yang ada di dalam dirinya kompleks. Sama seperti yang ada di dalam novel-novelnya yang kompleks.
"Saya bukan orang yang sederhana, tapi rumit dan banyak karakter," ujarnya.
Karya nonfiksi berjudul 'A Room of One's Own' membuatnya dikenal sebagai seorang feminis. Dia kerap menulis soal kemerdekaan sebagai seorang perempuan.
"Seorang perempuan pasti punya uang dan kamar sendiri jika ingin menulis fiksi," ujar Woolf.
(tia/srs)