Buku yang ditulisnya kerap membicarakan persoalan perbudakan kulit hitam, pemusnahan orang-orang Yahudi, penaklukan bangsa Inka oleh Spanyol, pemisahan wilayah India, dan migrasi zaman modern. Semua masalah itu ada dalam tulisan-tulisan apik karya penulis perempuan yang masuk dalam daftar 50 orang paling berpengaruh di Manchester.
"Melalui 10 cerpen terbaiknya dalam Train to Krakow, Qaisra Shahraz membawa kita berjalan-jalan dari Afghanistan hingga Polandia," tulis keterangan Noura dan Mizan Publishing seperti yang diterima detikHOT, Kamis (19/10/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Qaisra Shahraz kini tinggal di Manchester sejak berusia 9 tahun. Dia mendapatkan dua gelar magister untuk jurusan Sastra Inggris dan Eropa serta penulisan skenario televisi.
Dia bekerja sebagai penasihat untuk University of Lancaster, sekaligus menjadi pengawas kampus dan jurnalis. Novelnya yang berjudul 'The Holy Woman' berhasil memenangkan Golden Jubilee Award dan laku keras di Indonesia serta Turki.
Buku-buku Qaisra yang sudah terbit adalah 'The Holy Woman' (2002), 'Typhoon' (2007), 'Revolt' (2013), 'A Pair of Jeans and Other Stories' (2013), dan 'The Concubine and the Slave Catcher: And Other Stories' versi Indonesia memakai judul 'Train to Krakow' (2017).
Setelah peluncuran buku di Jakarta, dia menyambangi UNPAD Jatinangor, Bandung. Lalu di ajang UBud Writers and Readers Festival (UWRF), dia akan hadir pada 26 Oktober.