Peluncuran Pedro PΓ‘ramo menjadi bagian dari pembukaan pameran Xalisco Performative Exhibition: Juan Preciado karya seniman Hanafi. Editor Senior Bidang Fiksi Gramedia Pustaka Utama Siska Yuanita mengatakan lebih dari satu dekade, pihak GPU berusaha untuk membeli hak terjemahan buku-buku Amerika Latin.
"Kami ingin menerbitkannya secara legal di Indonesia. Hanya saja, sulit sekali mendapat kepercayaan dari Agencia Literaria Carmen Balcells, yang memegang hak terbit banyak karya penulis Amerika Latin pemenang penghargaan dunia," kata Siska Yuanita.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baru di tahun 2007, Carmen Balcells mempercayakan hak cipta terjemahan buku-buku Isabel Allende kepada Gramedia Pustaka Utama. "Momen itu kami gunakan untuk menerbitkan salah satu karya realisme magis terbaik Juan Rulfo," lanjutnya lagi.
Novel 'Pedro PΓ‘ramo' berkisah mengenai Juan Preciado, yang pergi ke Comala untuk mencari ayahnya, Pedro PΓ‘ramo. Alih-alih menemukan kota yang selalu diceritakan dengan penuh nostalgia kebahagiaan, ia justru tiba di Comala yang gersang dan ditinggalkan.
Tapi ternyata, Comala tak sepenuhnya mati. Kota itu dipenuhi bayang-bayang dan gumaman, dan Juan Preciado pun mendengar berbagai kisah muram bagaimana Comala menderita dalam cengkeraman kekuasaan Pedro PΓ‘ramo. Di celah-celah tipis antara yang hidup dan yang mati, Comala masih didiami penghuni-penghuni terakhirnya yang tak mauββdan tak bisaββpergi.
Juan Rulfo dikenal karena dua buku tipis yang menjadikannya salah satu penulis Amerika Latin paling terpandang. Yakni 'Pedro PΓ‘ramo' (1955) dan 'El Llano en Llamas' (1953), kumpulan cerita pendek yang diterbitkan dalam bahasa Inggris dengan judul 'The Burning Plain and Other Stories'.
"Novel ini menjadi embrio munculnya genre realisme magis di dunia sastra. Dan menjadi karya penting yang memberikan pengaruh kepada penulis besar dunia termasuk Gabriel Garcia Marquez," ujar General Manager Gramedia Pustaka Utama, Siti Gretiani.