Buku yang diluncurkan secara perdana di hadapan seratus pembaca setianya (adDeection) dan Komunitas Supernova itu berlangsung di Le Seminyak Cafe and Resto, Jalan Cipete Raya, Jakarta Selatan. Peluncuran digelar dalam sesi 'A Day with Dee Lestari' yang diselenggarakan oleh Penerbit Bentang Pustaka.
"Setelah peluncuran Supernova tahun lalu, saya bilang ke pembaca ingin rehat menulis. Tapi secara diam-diam tanpa sepengetahuan pembaca, Kepingan Supernova ini disusun," ujarnya pada Minggu (2/4/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Kata-kata yang meninggalkan kesan itulah yang menurut saya, yuk dimanifestasikan. Kata-kata perenungan bisa diakses dengan mudah. Ini ide lama tapi berhasil diwujudkan sekarang," tutur Dee.
Buku setebal 160 halaman ini menjadi pemuas rindu bagi pembaca yang masih belum ingin berpisah dari kisah heksalogi Supernova. Adham T.Fusama, editor 'Kepingan Supernova' mengatakan proyek terbaru Dee dikerjakan serius dalam waktu yang terbilang singkat.
"Konsep ilustrasi dan cover juga kami pikirkan matang-matang karena kami ingin desain yang eksklusif. Hanya satu bulan waktu pengerjaan Kepingan Supernova," pungkasnya.
Pada 2001 silam, Dee merilis seri pertama yang berjudul 'Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh'. Buku ini langsung menghebohkan industri penerbitan buku karena menggabungkan antara sastra, seni dan sains. Seri ke-6 'Inteligensi Embun Pagi' pun dianugerahi sederet penghargaan, misalnya 'Books of the Year 2016' versi Ikatan Penerbit Indonesia' dan PNFI Award Reader's of Choice, dan lain-lain.
(tia/dal)