Hal tersebut dikatakan oleh novelis Ayu Utama yang hadir dalam bedah buku sekaligus peluncuran 'Drupadi' di Dia.Lo.Gue Artspace, kemarin. "Cerita wayang akan bertahan dalam bentuk apapun, baik buku maupun film. Sudah terbukti ribuan tahun cerita ini ada dan tidak akan hilang tapi hanya berubah bentuk," katanya, Rabu (8/2/2017) kemarin.
Ayu kembali menuturkan bahwa dalam bentuk buku ceritanya akan enak dinikmati. Lewat buku pun dapat merangsang daya pikir, dan novel 'Drupadi' sebaiknya dibaca sebagai sebuah cerita yang utuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Simak: Seno Gumira Ajidarma Rilis Novel Perempuan Poliandris 'Drupadi
Seno yang dikenal sebagai penulis 'Trilogi Insiden' itu sudah menyukai wayang sejak menonton pertunjukan wayang orang Ngesti Pandowo dan komik R.A Kosasih di tahun 1960-an. Dia pun menjelaskan lewat buku yang diterbitkannya dia ingin bercerita apa saja.
"Apanya yang aneh dari cerita Drupadi, mau soal agama kek, mitologi Yunani, terus ditafsir ulang itu nggak ada yang aneh. Sah-sah saja," ujar Seno.
Dalam karakter yang dituliskannya secara dramatik Drupadi memang memiliki rupa yang cantik, jadi rebutan, terlunta-lunta, seorang perempuan yang ingin melakukan pembalasan, dan cerita tersebut dianggap menarik oleh Seno. "Bahwa perempuan ini berbicara jadi tokoh. Diterima tanpa kegemparan, dan punya suami 5," pungkasnya.
Seno Gumira Ajidarma dikenal di kancah sastra Indonesia sejak awal dekade 80-an lewat karya-karyanya seperti 'Wisanggeni Sang Buron' dan 'Manusia Kamar'. Belakangan, ia tergolong sebagai penulis yang sangat produktif dan telah menerbitkan buku-buku kumpulan cerpen seperti 'Sepotong Senja untuk Pacarku', 'Penembak Misterius', 'Sebuah Pertanyaan untuk Cinta', 'Saksi Mata' hingga 'Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi' yang disukai publik.
(tia/tia)











































