Mengusung tema 'Digital Nation: Beyond the Book in Indonesia', Indonesia kembali mendapatkan kesempatan untuk melakukan presentasi 'Insights Program'. Di program ini ada beberapa anak muda Indonesia sekaligus pelaku industri digital yang dipertimbangkan untuk menjadi pembicara.
Dalam keterangan yang diterima, Rabu (18/1/2017), selain Insights Program penulis Indonesia juga akan hadir di diskusi Publishing for Muslims yang digelar oleh penerbit Inggris. Acara Trading in Indonesia and Country in Spotlight, The Impact of Book Fair Program, serta Happy Hour juga menjadi pertemuan penerbit asing, penulis Indonesia, serta Komite Buku Nasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
LBF merupakan sebuah pasar global untuk negoisasi rights dan penjualan serta distribusi konten yang meliputi cetakan, audio, TV, film, dan saluran digital. Di LBF mampu menghadirkan 25.000 pelaku industri dari 118 negara selama tiga hari penyelenggaraan.
Di sini pula, International Rights Centre menyediakan 618 meja dan menghadirkan 400 perusahaan dari 30 negara.
"Suasana International Rights Center nyaris menyerupai pasar saham karena riuh dengan pembicaraan yang terjadi antara agen dan penerbit. Semua meja selalu terisi selama 3 hari itu. Untuk membuat janji temu dengan agen yang mewakili penulis atau penerbit- penerbit besar di US, UK dan Eropa lainnya, kita harus membuat janji paling tidak sebulan sebelumnya," tutur CEO Mizan Pustaka yang juga menjabat sebagai koordinator Pameran Buku Internasional dari Komite Buku Nasional, Sari Meutia.
"Di meja-meja inilah kita dapat bertemu muka dengan agen penerbit novel Dan Brown, Harper Lee, JK Rowling, dan penulis bestseller lainnya," pungkas Sari.
LBF diadakan di Olympia kawasan Barat London. (tia/mmu)