Dalam sebuah wawancara, seperti dikutip dari CBS, Rabu (21/12/2016), Coelho mengatakan dia tak menyangka namanya semakin santer di dunia penulisan. "Saya tipikal pekerja keras, karena jika Anda memutuskan akan berbelok, maka Anda harus melihat alam semesta," katanya.
Sampai saat ini karya-karyanya telah dicetak sebanyak 210 juta kali. "Artinya 600 juta orang membaca buku saya, dan rata-rata membeli tiga judul buku," ujar Coelho.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sepanjang penulisan, dia mendengar berbagai suara dan seolah-olah suara dari penari tersebut. Tiap kali mengetik dan menulis halaman baru, sang penari seakan berkata 'aku tak bersalah dan bukan mata-mata'. Hal tersebut terus membayangi Coelho.
"Aku bisa mendengarnya. Dia menggunakan kebohongan untuk bertahan hidup dan kemudian orang berbohong terhadap dirinya dan dia dihukum mati. 'The Spy' menjadi buku ke-28 saya," cerita Coelho.
Coelho dibesarkan dari keluarga Katholik konservatif. Sejak dini, dia ingin menjadi seorang penulis namun orangtuanya tidak menyetujui profesi tersebut, dan menempatkan dirinya di rumah sakit jiwa. Paulo Coelho melarikan diri tiga kali sebelum akhirnya kedua orangtuanya menyerah. Coelho pun mengadopsi gaya hidup hippie dan sempat menulis lagu.
Dia pun pernah merasakan dibawa ke tempat-tempat tersembunyi, pernah disiksa, dipukuli, hingga diisolasi dari masyarakat. Setelah terbebas, dia bertemu dengan Christina Oitcica yang kini menjadi istrinya. Di tahun 1980-an, dia mulai menulis buku.
Lambat laun, dia menemukan fakta dengan menulis buku bisa membuatnya sangat kaya. "Saya membaca jika itu benar bisa menghasilkan lebih dari $500 juta. Bahkan lebih dari itu," katanya.
Buku-buku fenomenal yang ditulisnya selain 'The Alchemist' (1988) di antaranya 'Brida' (1990), 'Veronika Decides to Die' (1998), dan 'Eleven Minutes' (2003). (tia/mmu)