Ditemui di kantor Falcon Publishing, Benzbara menceritakan tentang karyanya yang fokus terhadap tema kehilangan. "Di novel saya, tokoh Rinaldo itu cowok berambut kribo. Dia kehilangan sesuatu di masa lampau. Kehilangan itu yang menjadi kejutan di ceritanya," kata Benzbara, Kamis (15/12/2016) lalu.
Selain Benzbara, masih ada empat penulis yang ceritanya saling berkaitan. Mereka adalah Erlin Natawira dengan novel 'Lara Miya', Aditia Yudis merilis 'Senandika Prisma', Robin Wijaya Melankoyalina 'Melankolia Ninna', dan Dyah Rini Asa Ayuni dengan 'Asa Ayuni'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Ceritanya saling berkaitan itu sendiri sudah jelas, kehilangan orang yang penting. Kedua tokoh-tokoh utamanya tinggal di satu kompleks yang sama. Makanya nama kompleknya Blue Valley, sama kayak nama seri buku ini," tambah pria yang menggemari novel-novel Haruki Murakami ini.
Novel 'Elegi Rinaldo' pun hadir dengan desain sampul yang lucu berwarna cokelat. Terdapat foto panda kecil membelakangi. Sebelumnya Benzbara telah menerbitkan Angsa-Angsa Ketapang (2010), Radio Galau FM (2011), Kata Hati (2012), Milana (2013), Cinta. (2013), Surat untuk Ruth (2013), Jatuh Cinta Adalah Cara Terbaik untuk Bunuh Diri (2014), Jika Aku Milikmu (2015), dan Metafora Padma (2016). Radio Galau FM dan Kata Hati telah diadaptasi ke layar lebar.
Associates Editor Falcon Publishing, Jia Effendie, menambahkan konsep tentang kehilangan dan berseri masih jarang terbit di Indonesia. "Serial lima novel gini masih jarang juga ya, genre domestik drama. Tentang orang-orang yang kehilangan ditinggal meninggal oleh orang-orang tersayang. Bukan cengeng-cengeng terus, tapi di sini kita bikin pembaca biar terinspirasi dan penulisnya berhasil bikin itu," pungkas Jia.
(tia/dal)