Jelang Frankfurt Book Fair 2016, Haidar Bagir Belum Pegang Tiket Pesawat

Jelang Frankfurt Book Fair 2016, Haidar Bagir Belum Pegang Tiket Pesawat

Andi Saputra - detikHot
Selasa, 18 Okt 2016 17:13 WIB
Foto: Andi Saputra/detikHOT
Frankfurt - Pameran dagang buku terbesar di dunia, Frankfurt Book Fair 2016 akan dibuka dalam hitungan jam. 100-an stand dari berbagai negara penjuru dunia telah mulai didirikan, termasuk Indonesia. Sayang, beberapa hal teknis masih belum terlaksana untuk Indonesia.

"Hingga saat ini, Haidar Bagir belum mendapatkan tiket pesawat," kata anggota Stering Commite Frankfurt Book Fair 2016 Indonesia, Gunawan Mohammad (GM) kepada detikcom di lokasi pameran, Selasa (18/10/2016).

Haidar Bagir rencananya akan menjadi pembicara di stand Indonesia pada 20 dan 21 Oktober 2016. Teknis yang dialami Jaidar Bagir menjadi potret belum maksimalnya dukungan pemerintah terhadap agenda bergengsi dunia itu. Dengan waktu yang mepet berdampak pada anggaran yang membengkak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Masih terlalu banyak masalah birokratik, hotel tiket dan sebagainya sehingga apa-apa menjadi mahal," ucap GM.
Jelang Frankfurt Book Fair 2016, Haidar Bagir Belum Pegang Tiket PesawatFoto: Andi Saputra/detikHOT
Meski demikian, secara keseluruhan persiapan Indonesia dalam Frankfurt Book Fair 2016 sudah finishing. Pameran akan dibuka sore ini dan untuk umum rencananya Rabu (19/10). Pameran dilaksanakan di pusat kota Frankfurt dengan luas memboyong 20 an pengarang Indonesia.

Beberapa nama yang berpartisipasi di antaranya adalah Laksmi Pamuntjak, Eka Kurniawan, Seno Gumira Ajidarma, Tita Larasati, Aan Mansyur, Abidah El Khalieqy, dan lain-lain. Beberapa nama chef juga bakal hadir, salah satunya adalah Bara Pattiradjawane. Bahkan untuk Laksmi Pamuntjak ada diskusi tentang penghargaan Liberaturpreis Jerman untuk novel Amba.

Nama-nama yang ditampilkan memang sudah mendunia. Seperti Eka adalah penulis novel yang masuk dalam nominasi The Man Booker International Prize 2016 untuk bukunya Lelaki Harimau (Man Tiger). Serta Eka baru saja menerima penghargaan FT/OppenheimurFunds Emerging Voices untuk kategori fiksi mengalahkan dua penulis Tiongkok lainnya. Cerpen Seno yang berjudul "Saksi Mata" juga pernah memperoleh Dinny O'Hearn Prize for Literary, 1997. (asp/dar)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads