Pameran buku terbesar pertama di Asia segera diresmikan hari ini di Lapangan Tiananmen pukul 16.00 waktu setempat. Untuk pertama kalinya Indonesia hadir di ajang bergengsi Beijing International Book Fair (BIBF) 2016 yang berlokasi di China International Exhibition Center, Shunyi, Beijing.
Booth Nasional Indonesia dihadirkan di gedung E2 F28 China International Exhibition Center, berdekatan dengan booth negara Malaysia, Singapura dan Prancis. Buku-buku dan katalog rights sedang disiapkan oleh perwakilan dari Komite Buku Nasional siang ini.
"Ada sekitar 450 buku yang diboyong langsung ke Beijing," ujar Siti Gretiani koordinator promosi literasi Komite Buku Nasional saat ditemui detikHOT di lokasi acara, Selasa (23/8/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Di hari yang sama juga terdapat diskusi 'Zero: When The Journey Takes You Home' oleh penulis Agustinus Wibowo dan penulis asal Tiongkok, Yu Hua. Keduanya akan berbicara tentang pengalaman soal Tiongkok baik sisi personal maupun sejarah. Seperti Yu Hua dengan karya fenomenalnya 'To Live'. Agustinus yang mengenyam pendidikan di negara ini akan menceritakan tentang perjalanannya. Penulis novel 'Selimut Debu' itu sebelumnya juga juga telah menterjemahkan 'To Live' karya Yu Hua dalam bahasa Indonesia.
Di hari ketiga (26/8), Komite Buku Nasional akan menampilkan 'Happy Hour' dengan suasana yang lebih santai. Sesi tersebut merupakan ruang pertemuan antara pembaca, penerbit mancanegara, sekaligus agen sastra internasional.
BIBF kali ini menghadirkan 2400 penerbit dari Tiongkok dan mancanegara selama enam hari penyelenggaraan, 24-28 Agustus. Diselenggarakan pertama kali pada 1986, pameran buku ini terbesar ketiga di dunia, setelah Frankfurt Book Fair dan London Book Fair. Tahun lalu Indonesia meraih tamu kehormatan dan unjuk gigi secara besar-besaran di Frankfurt.