'Babad Ngalor Ngidul' disunting oleh editor Christina M.Udiani dari Kepustakaan Populer Gramedia, yang membantu penyuntingan untuk novel sebelumnya 'Serat Centhini'. Menurutnya, Elizabeth adalah penulis yang memiliki gaya penulisan yang khas.
Baca Juga: 'Si Juki Lika-Liku Anak Kos' Hadir dalam Format Cetak
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Christina kembali melanjutkan 'Babad Ngalor Ngidul' berbeda dari buku Elizabeth sebelumnya. Yakni, ada keleluasaan untuk bergerak dan mengalir dalam pemilihan dan pengolahan kata atau kalimat yang dipakai.
"Mungkin hal ini terasa demikian karena ada banyak hal yang patut dipertimbangkan ketika menerjemahkan dan menulis ulang sebuah karya sastra kuno yang legendaris seperti Serat Centhini. Sementara Babad Ngalor Ngidul terasa lebih luwes dan akrab," lanjutnya.
'Babad Ngalor Ngidul' meramaikan perhelatan festival seni-budaya Printemps Francais 2016. Digelar di Auditorium Institut Prancis di Indonesia (IFI), Jalan M.H.Thamrin Nomor 201, Jakarta, peluncurannya dibuka pukul 14.00 WIB.
(tia/mmu)