Penerbit indie Hesperus yang berada di balik rencana penerjemahan karya Hussein. Bulan perilisan sudah diumumkan, menandai peringatan ulang tahun ke-10 eksekusi Hussein. "Ini adalah hari peringatan yang penting," tulis perwakilan penerbit.
Juru bicara penerbit mengungkapkan buku Hussein perpaduan antara cerita epik 'Game of the Trones' dan gaya fiksi 'House of Card'. Di review New York Times, kritikus Hassan M.Fattah menjelaskan buku Saddam Hussein ditulis dengan baik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia membuka dengan narator yang dimodelkan pada kisah Abraham memperingatan cucunya dari godaan syaitan. Mengisahkan tentang Yehezkiel, seorang penipu serakah yang berencana menggulingkan sheik dari suku dengan bantuan musuh yang kuat. Dia bertujuan memusnahkan semua orang Arab tapi dikalahkan oleh putri Syekh dengan bantuan prajurit Arab. Saddam Hussei menggunakan metafora plot Zionis-Kristen terhadap Arab-Muslim," ucapnya, dilansir dari Huffington Post, Selasa (19/7/2016).
Bahkan ia menuliskan selama ini nama Saddam Hussein dikenal sebagai seorang diktator dan karier kepenulisannya disembunyikan. "Dia benar seorang pria yang buruk. Kau tahu apa maksud buruk itu, tapi dia menulis novel alegoris seperti sebuah daging ham. Dia melakukannya dengan sangat baik," lanjut M.Fattah.
Selama hidupnya, Saddam Hussein telah menerbitkan tiga novel. Di tahun 2000, ia menulis 'Zabibah and the King', tentang Zabibah yang mewakili rakyat Irak dan suaminya yang dilambangkan berasal dari Amerika. Setahun kemudian, novel politik 'The Fortified Castle' terbit. Dilanjutkan novel otobiografi berjudul 'Men and the City' di tahun 2002. (tia/mmu)