Setahun berselang, seniman yang dikenal dengan si penangkap 'wajah awan' di langit itu kini memajang karyanya di National Media Museum di Bradford, Inggris. Sejak bulan Juni, mereka mengambil ratusan gambar menggunakan kamera CCTV di atas atap museum.
Baca Juga: 20 Penari Indonesia Siap Pentas 'Once' Bareng West Australian Ballet
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari ratusan gambar, mereka memilih 27 gambar 'Cloud Face' untuk museum. Rencananya, eksibisi bakal dibuka 23 Juli mendatang. Meski dianggap karya yang nyeleneh dan bukan karya seni tinggi, tapi mereka menganggap karyanya sebagai perpaduan antara seni dan teknologi.
"Banyak yang mengira gambar wajah awan seperti kesalahan sebuah visi komputer, tapi gambarnya juga sering terlihat seperti mata manusia juga," katanya.
Ketika ditemui di Jakarta beberapa waktu lalu, Kim Yong-hun mengatakan bahwa teknik yang digunakan mereka adalah algoritma. "Berkat program algoritma pendeteksi wajah, maka perangkat komputer yang diarahkan ke langit dapat menangkap imaji wajah pada awan," katanya kepada detikHOT.
Sampai sekarang, Shinseungback Kimyonghun sudah memajang karyanya di berbagai belahan penjuru dunia. Mulai dari negara-negara di Eropa, Austria, Jerman, Inggris, Ceko, Amerika Serikat, Kanada, dan Prancis.
(tia/mmu)