Edisi pertama menampilkan tentang Trump yang tampaknya 'baik' tapi dianggap Crumb sebagai sosok pengganggu. Ada dua karakter yang ditampilkan. Pertama adalah si komikusnya sendiri R.Crumb dan D.Trump sebagai pebisnis yang sombong tapi menjadi salah satu orang terkaya di dunia.
"Karakter kasar dan korup, serta arogan ini berusaha keluar dari sorotan dan publik membanggakan eksploitasi menjijikkannya," tulis Crub di salah satu pengantar komiknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Hubungan keduanya menjelaskan dua karakter yang berbeda. Trump pun mendapatkan pembalasan karma utama bagi seorang pengganggu besar.
Komik diakhiri dengan tulisan Crumb tentang pentingnya kebebasan berbicara di sebuah negara. Dia menulis, "Dan bukankah di sebuah negara, setiap Anda merendahkan seseorang dan orang kuat tak peduli dengan rakyat kecil, Anda tidak akan dipenjara. Anda tidak akan dianiaya. Mereka hanya es yang keluar dari 'pasar'," katanya, seperti dilansir dari Huffington Post, Rabu (29/6/2016).
Karya ciptaan Crumb yang diakuinya masih relevan sampai sekarang dan memberikan sebuah pesan bagi para pembacanya. Bahwa yang dikampanyekan Trump justru membatasi kebebasan berbicara di negaranya. Seperti, kasus Ilma Gore yang lukisannya mendapatkan kecaman karena terdapat gambar organ vital Trump, FBI diduga mengunjungi seniman Brian Andrew Whitteley setelah ia memasang nisan Donald Trump di Central Park, New York.
(tia/tia)