Galeri Nasional Indonesia Buka Pameran Pascamasa, Terlisik 12 Karya Kontemporer

Galeri Nasional Indonesia Buka Pameran Pascamasa, Terlisik 12 Karya Kontemporer

Tia Agnes Astuti - detikHot
Jumat, 22 Des 2023 17:30 WIB
Pameran seni Pascamasa di Galeri Nasional Indonesia
Karya seni Iwan Jusuf di bagian depan gedung A, Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat. Foto: Tia Agnes/ detikcom
Jakarta -

Jaring penangkap ikan tampak menjuntai tinggi ke langit-langit Galeri Nasional Indonesia. Karya seni instalasi Air Pasang/Tidal Wave ciptaan Iwan Yusuf menyapa pengunjung di bangunan A dari ruang pamer Pascamasa yang berlangsung hingga 20 Januari 2024. Siap terkesima?

Selama satu bulan ke depan, pencinta seni bakal bersiap melihat 12 karya dari 12 seniman kontemporer yang dikurasi oleh Rizki A. Zaelani, A. Rikrik Kusmara, Sudjud Dartanto, dan Bayu Genia Krishbie.

Sebanyak 12 seniman terpilih dari berbagai lintas medium dan latar belakang. "Sebagian besar ada yang menggunakan new media art, ada juga yang mengelaborasi antara medium dan teknologi. Ada suara, cahaya, dan karya konvensional. Kami merepresentasikannya melalui pemilihan 12 karya seniman ini," kata Sudjud Dartanto ketika pembukaan pameran pada Rabu (20/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka adalah grup studio Arafura asal Bandung, Arkiv Vilmansa, Azizi Al Majid, Condro Priyoaji, Franziska Fennert, Irfan Hendrian, Iwan Yusuf, Meliantha Muliawan, seniman asal Afganistan Nesar Eesar, Nona Yoanisarah, Tomy Herseta, dan Sikukeluang.

Sudjud menuturkan para seniman dipilih berdasarkan banyak pertimbangan. Misalnya, Tomy Herseta dengan latar belakang akademis desain interior, ia berfokus pada suara dan cahaya dalam karya yang dibawanya di pameran kali ini. Kemudian Arafura yang digawangi anak-anak muda berlatar Desain Komunikasi Visual justru mengeksplorasi motion graphic dan proyeksi cahaya.

ADVERTISEMENT
Pameran seni Pascamasa di Galeri Nasional IndonesiaPameran seni Pascamasa di Galeri Nasional Indonesia Foto: Tia Agnes/ detikcom

Ada juga seniman yang sedang hits Arkiv Vilmansa yang menempuh pendidikan arsitektur, kemudian menekuni penciptaan karya seni rupa yang identik dengan produk mainan atau toys art. Irisan antara seni dan teknologi juga dapat dilihat pada karya Nona Yoanishara yang mengembangkan hubungan antara kesadaran manusia dan memori melalui Brain Computer Interfaces (BCI).

Pameran Pascamasa juga menampilkan karya-karya perupa muda yang bergulat pada persoalan bentuk atau form seperti Irfan Hendrian yang memamerkan karya dari material kertas yang disusun menjadi trimatra layaknya patung.

Sementara itu Iwan Yusuf, perupa asal Gorontalo ini mengangkat isu mengenai alam dan narasi pesisir dengan karya berukuran gigantik dari material jaring. Ungkapan artistik dari seniman peserta juga muncul dalam tema-tema lainnya seperti identitas, keseharian, domestik, serta isu lingkungan.

"Pameran Pascamasa adalah agenda terakhir dari Galeri Nasional Indonesia di tahun 2023, ini adalah seri seni rupa Indonesia Kini, yang semoga setiap setahun atau dua tahun sekali akan kita buat sebagai tradisi yang baru," tambah Rizki Zaelani.

Pameran Seni Rupa Indonesia Kini: Pascamasa dapat dikunjungi publik mulai 21 Desember 2023 hingga 20 Januari 2024, setiap hari pukul 09.00 - 19.00 WIB. Pengunjung wajib melakukan registrasi secara daring (online) terlebih dulu melalui https://gni.kemdikbud.go.id/kunjungi-kami.




(tia/dar)

Hide Ads