Di Balik Cerita Sedih Lukisan Selamat Jalan Pak Karya S Sudjojono

Tia Agnes Astuti - detikHot
Kamis, 16 Nov 2023 08:25 WIB
(Foto: Tia Agnes/detikcom) Lukisan berjudul Selamat Jalan Pak karya S Sudjojono dipamerkan di Museum Macan dalam event Voice Against Reason.
Jakarta -

S Sudjojono dikenal sebagai Bapak Seni Rupa Modern Indonesia. Namanya telah mendunia sejak lukisan Pasukan Kita yang Dipimpin Pangeran Diponegoro berhasil dilelang dengan harga tiga kali lipat lebih tinggi dari estimasi Balai lelang Sotheby's Hong Kong pada 6 April 2014.

Salah satu lukisan seniman yang akrab dikenal dengan Pak Djon itu kini tengah dipamerkan dalam pameran grup Voice Against Reason. Pameran yang menyatukan 24 karya seniman Asia-Pasifik bakal dibuka pada 18 November 2023.

Lukisan berjudul Selamat Jalan Pak yang dipamerkan punya cerita sedih di baliknya. Karya yang merupakan koleksi milik Museum MACAN baru pertama kalinya dipamerkan ke hadapan publik.

Menurut asisten kurator Museum MACAN, Asri Winata karya ini terbilang unik dan tidak banyak diketahui.

"Pak Djon banyak melukis lukisan realis, tapi lukisan ini diciptakan dengan gaya lebih abstrak. Kalau kita lihat sejarah nama Pak Djon sangat berkontribusi dalam skena seni rupa modern Indonesia," tuturnya saat media tur di Museum MACAN, Rabu (15/11/2023).

Menurut Asri, lukisan itu merekam peristiwa paling personal dan emosional dari S Sudjojono. Ketika terjadi Agresi Militer kedua pada 1948, S Sudjojono yang diketahui menjadi salah satu pelukis yang ditunjuk untuk merekam peristiwa bangsa. Saat itu, dia bersama keluarganya sedang melarikan diri dari Yogyakarta ke Sleman, lalu ke utara Boyolali.

Di Boyolali, keluarganya bertemu dengan tentara Belanda. "Ayah S Sudjojono tertembak di bagian perut. Pak Djon melihat langsung ketika ayahnya terbunuh. Dalam lukisan, ia menggambarkan sambil berlutut mencoba untuk mencium kening ayahnya, tapi sadar ia membawa sketsa-sketsa yang berguna bagi bangsanya," tutur Asri.

S Sudjojono pun memutuskan untuk segera pergi dari lokasi ayahnya terbunuh. Dia pergi membawa sketsa-sketsa tersebut.

Ketika keadaan sudah aman, ia kembali lagi ke lokasi tersebut dan melihat darah sudah mengering. Jenazah ayahnya juga ditutup tikar oleh warga setempat.

Asri menceritakan dalam berbagai literatur disebutkan, S Sudjojono tidak menyesal memilih untuk menyelamatkan sketsa-sketsa itu agar tidak jatuh ke tangan musuh.

Dalam pameran Voice Against Reason, lukisan S Sudjojono adalah salah satu dari puluhan seniman yang berpartisipasi. Pameran grup dibuka pada 18 November 2023 dan berlangsung hingga 14 April 2024.




(tia/aay)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork